Semakin tinggi awan, semakin efektif untuk mencegah panas lepas ke udara. Semakin tebal awan, semakin efektif memantulkan sinar matahari menjauhi permukaan bumi. Awan-awan yang tinggi dan tipis meloloskan sinar matahari sembari mencegah panas ke udara dalam bentuk radiasi inframerah, sehingga memberikan efek pemanasan.
Sedangkan, awan-awan yang rendah dan tebal memantulkan sinar matahari, dan memiliki dampak sedikit bagi pelepasan radiasi inframerah ke angkasa, sehingga menciptakan efek pendinginan. Ketika atmosfer memiliki lebih banyak awan rendah dan tebal ketimbang awan tinggi dan tipis, maka efek selimut mendominasi, dan bumi menjadi lebih panas apabila tidak ada awan.
Efek "Selimut" bisa dirasakan di musim dingin, malam berawan biasanya lebih hangat daripada malam yang cerah. Suhu harian sangat rendah. Bisa jadi es membeku di tengah malam. Sedangkan pada siang hari bisa mencapai 10-15°C. Hujan bisa terjadi kapan saja di sini.
Di lembah-lembah yang mebelah dari pegunungan Timur dihuni oleh manusia yang dulunya kerap disebut kanibal atau pemangsa manusia. Secara bertalian penduduk di pegunungan ini menyebut Yalenang untuk orang bagian Timur dan Khempanang untuk orang bagian barat.
Seluruh wilayah pegunungan timur masih terpencil dan tradisionil. Sehingga membedakan masyarakat pegunungan Timur dan pegunungan Barat. Yang membedakan suku-suku di pegunungan timur dengan sub-marga lainnya, adalah laki-laki di sini memakai ikat pinggang rotan.
Uniknya kehidupan selimut awan bagi suku Yalenang yang tinggal jauh di pegunungan sebelah Timur lembah Baliem. Selimut awan telah terpatri dengan kehidupan orang-orang di sini. Papua itu unik, kaya, dan khas akan segala kasih karunia Sang Khalik bagi umat-Nya di bumi Cendrawasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H