Jadi walaupun ada kesalahan penulisan! Ketik ulang lagi dari awal (ya ampun), rumit bangat, mulai mengembalikan posisi carriage dan memutar knop agar tidak ada kesalahan lagi.
Kadang alat, huruf dengan huruf lainnya nyangkut, tidak langsung "tok" jadinya huruf tidak nempel atau kelewatan, ngulang lagi, memang ini sebuah kerja keras yang payah.
Makanya kalau diketuk berulang kali, bikin mubazir kertas, kayak di film begitu, berulang kali mengetik, kertas akan diremet-remet dibuang ke belakang. Parahnya lagi, sudah mubazir, masih bisa disimpan untuk oret-oretan, (lelucon).
Rupanya begitu, baru membuka brankas masa lalu bersama ayah saat melihat Mesin Tik, meski saat ini sudah semakin langka, pada masa jayanya mesin ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H