Green Life
Semakin hari dunia kita tidak lagi diwarnai dengan kehidupan, manakala relasi makhluk hidup dan keberadaan alam sekitar sangat drastis degradasi.
Bertolak dari kausalitas ini terdapat titik temu yang membawa kita melihat dinamika eksplorasi dan kebobrokan keutuhan ciptaan yang payah, hampir separuh isi bumi. Polemik ini mengaitkan ketidakadilan manusia terhadap keberlangsungan ekologi.
Sampai berada dalam kenyataan miris dan sadis yang demikian, maka kita diperhadapkan dengan krisis ekologi yang mendorong kita melihat keberlangsungan pembangunan dan pengembangan yang tidak berorientasi pada lingkungan alam dan manusia.
Sebab itu, saya lebih tertarik pada Green Life atau Kehidupan Hijau, memang sangat urgen sekali untuk mewujudkan kehidupan yang hijau. Karena kondisi bumi yang semakin hari semakin tidak ramah terhadap lingkungan hidup.
Kehijauan yang dimaksudkan disini selalu melambangkan kehidupan, filosofinya seperti ini: "orang melihat sesuatu hidup dari daunnya yang hijau, bukan dari daunnya yang kering kerontang".
Berbicara soal frase hijau, maka hal tersebut merujuk pada pepohonan dan dedaunan yang bersifat natural. Dalam perspektif ini alam semesta dengan kehidupan dijadikan sebagai "Nafas dan Kemakmuran".
Kehidupan hijau memberi aura tersendiri dalam jantung dunia bagi segala makhluk ciptaan Sang Ilahi yang berkumpul, menetap dan berkembangbiak.
Pertumbuhan kesadaran terhadap kelangsungan hidup manusia di dunia ini tidak hanya tergantung dari penyelesaian masalah ekonomi dan politik yang berkaitan dengan keadilan dan perdamaian, tetapi juga dari pemeliharaan ciptaan.
Harus disadari pula bahwa pemeliharaan ciptaan ini tidak hanya masalah teknis, tetapi juga masalah teologis. Pencemaran lingkungan hidup sebagai akibat perkembangan industri, pemanasan global, perubahan iklim dan penyebab lainnya.
Dewasa ini, populasi perkembangan manusia dilihat sebagai gejalah keterasingan manusia modern dari alam. Amanah yang diberikan "Yang Mahakuasa" kepada manusia untuk menguasai dan memelihara ciptaan dipahami sebagai kesempatan untuk mengeksploitasi sumber daya alam.
Pemeliharaan kehidupan di dunia ini dalam suatu penatalayanan yang bertanggung jawab (responsible stewardship)Â ditunjuk sebagai tugas manusia dalam rangka mencari kelangsungan hidup. Hal ini yang mendorong Green Life terus berkibar untuk lingkungan hidup.
Untuk itu, terang pemahaman baru dari Green Life tentang dunia sebagai ciptaan Tuhan, yang memiliki nilai-nilai sakral dan sumber kehidupan bagi manusia harus memiliki suatu ikatan spritual.
Dunia yang terancam binasa membutuhkan suatu perilaku yang baru dan baik. Manusia beserta alam membutuhkan suatu transformasi relasi, dalam pandangan inilah kehidupan yang penuh dengan "damai" itu sesungguh-sungguhnya dinyatakan di dunia.
Penulis : Seno Rocky Pusop
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H