Mohon tunggu...
Simeon salos Enga lolan
Simeon salos Enga lolan Mohon Tunggu... Lainnya - Lajang

NAMA : SIMEON SALOS ENGA LOLAN TTL : WATUWAWER, 01 JULI 2001

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pemajasan dalam Naskah Drama "Kerajaan Majapahit" Karya Fatih dan Aurora

25 Desember 2022   02:15 Diperbarui: 19 Januari 2023   02:46 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Naskah drama adalah sebuah teks sastra yang berisikan dialog dengan gambaran karakter tokoh-tokoh didalamnnya, yang akan dibacakan atai dipentaskan. Teks drama yang dipentaskan di panggung sendiri, menceritakan kehidupan melalui adegan tokoh-tokoh didalamnnya. Naskah drama mengandung beberapa unsur , yaitu tema, latar, tokoh, penokohan, dialog, babak, konflik, dan amanat.

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara imajinatif atau berupa kiasan, yang digunakan dalam kalimat agar kalimat semakin hidup dan menarik serta terdengar meyakinkan. majas atau gaya bahasa terbagi menjadi empat jenis, yaitu majas perbandingan, majas penegasan, majas sindiran, dan majas pertentangan. 

Majas perbandingan berarti, majas yang dibuat dengan cara membandingkan dua hal atau objek yang berbeda. Majas penegasan atau majas pengulangan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan objek secara tegas. 

Majas sindiran  adalah majas yang digunakan untuk menyindir seseorang. Majas pertentangan adalah majas yang menggambarkan duah hal yang berlawanan, bertentangan atau bahkan tak selaras.

Dalam naskah drama terdapat juga majas-majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk meningkatkan daya tarik sebuah karya sastra. Berikut majas-majas atau gaya bahasa yang digunakan dalam naskah drama "Kerajaan Majapahit" karya Fatih dan Aurora.

1. Majas Alegori

Majas Alegori adalah salah satu bagian dari majas perbandingan. Majas Alegori adalah majas yang menggunakan kata kiasan atau perumpamaan. Kata kiasan berupa kata benda, sifat, dan lambang tanpa penjelasan dan arti sesungguhnya. Untuk memahami maksud dari majas Alegori, pembaca perlu membaca seluruh teks untuk memahami artinya.

Pada teks drama Kerajaan Majapahit karya Fatih dan Aurora, terdapat juga ungkapan yang menyatakan majas Alegori. Ungkapan itu adalah ungkapan dari Sri Banduga kepada Gajah Mada, yaitu :

    Sri Baduga :  “ Aku tidak setuju, aku tidak mau putriku menjadi permainan politikmu!”

Ungkapan dari Sri Baduga diatas merupakan ungkapan yang menyatakan majas Alegori. Kiasan yang terdapat dari ungkapan diatas adalah ( Permainan politikmu ). Artinya bahwa Sri Baduga yang merupakan raja dari Kerajaan Sunda Padjajaran menolak perjodohan Hayam Wuruk (raja dari Kerajaan Majapahit) dan Dyah Pitaloka ( Putri dari Sri Baduga ) dengan alasan Sri Baduga tidak ingin putrinya menjadi permainan politik. Permainan politik yang dimaksud adalah Kerajaan Majapahit ingin menggunakan perjodohan ini agar Kerajaan Sunda Padjajaran mau mengakui kedaulatan Kerajaan Majapahit, namun Sri Baduga menolaknya.

2. Majas Disfemisme.

Majas Disfemisme merupakan salah satu bagian dari majas perbandingan. Majas Disfemisme adalah majas yang pengungkapannya menggunakan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.

Pada teks drama Kerajaan Majapahit karya Fatih dan Aurora, terdapat juga ungkapan yang menyatakan majas Disfemisme. Ungkapan itu adalah ungkapan dari Gajah Mada kepada Sri Baduga, yaitu :

Gajah Mada : “Dasar kau !!! Jika kau tidak ingin prajuritmu gugur dan terjadi peperangan, lebih baik kau terima penawaran ini, apa                                    kau mengerti !!”

Ungkapan dari Gajah Mada diatas merupakan ungkapan yang menyatakan majas Disfemisme. Panggilan ( Kau ) yang digunakan Gajah Mada yang merupakan seorang Patih kepada Sri Baduga yang merupakan seorang raja dirasa kurang pantas sebagaimana adanya, karena Sri Baduga merupakan seorang raja dari Kerajaan Padjajaran.

3. Majas Perifrasa

Majas Perifrasa adalah majas yang menggunakan ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek. Majas Perifrasa merupakan salah satu  bagian dari majas perbandingan.

Pada teks drama Kerajaan Majapahit karya Fatih dan Aurora, terdapat juga ungkapan yang menyatakan majas Perifrasa. Ungkapan itu adalah ungkapan dari Hayam Wuruk, yaitu :

Hayam Wuruk : “ Mengapa seluruh peganganku dalam menjalankan kerajaan ini hilang seiring dengan berjalannya waktu ???”

Ungkapan (seluruh peganganku dalam menjalankan kerajaan ini ) dari Hayam Wuruk ini merupakan sebuah ungkapan yang panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ungkapan pendek dari (seluruh peganganku dalam menjalankan kerajaan ini ) adalah penasehat dari Hayam Wuruk.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pgri-madiun/uana-maskuli-bapada-rikola/ketikan-naskah-drama-kerajaan-majapahit-35000-fatih-dan-aurora/24245229

https://id.wikipedia.org/wiki/Majas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun