Majas Disfemisme merupakan salah satu bagian dari majas perbandingan. Majas Disfemisme adalah majas yang pengungkapannya menggunakan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
Pada teks drama Kerajaan Majapahit karya Fatih dan Aurora, terdapat juga ungkapan yang menyatakan majas Disfemisme. Ungkapan itu adalah ungkapan dari Gajah Mada kepada Sri Baduga, yaitu :
Gajah Mada : “Dasar kau !!! Jika kau tidak ingin prajuritmu gugur dan terjadi peperangan, lebih baik kau terima penawaran ini, apa kau mengerti !!”
Ungkapan dari Gajah Mada diatas merupakan ungkapan yang menyatakan majas Disfemisme. Panggilan ( Kau ) yang digunakan Gajah Mada yang merupakan seorang Patih kepada Sri Baduga yang merupakan seorang raja dirasa kurang pantas sebagaimana adanya, karena Sri Baduga merupakan seorang raja dari Kerajaan Padjajaran.
3. Majas Perifrasa
Majas Perifrasa adalah majas yang menggunakan ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek. Majas Perifrasa merupakan salah satu bagian dari majas perbandingan.
Pada teks drama Kerajaan Majapahit karya Fatih dan Aurora, terdapat juga ungkapan yang menyatakan majas Perifrasa. Ungkapan itu adalah ungkapan dari Hayam Wuruk, yaitu :
Hayam Wuruk : “ Mengapa seluruh peganganku dalam menjalankan kerajaan ini hilang seiring dengan berjalannya waktu ???”
Ungkapan (seluruh peganganku dalam menjalankan kerajaan ini ) dari Hayam Wuruk ini merupakan sebuah ungkapan yang panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ungkapan pendek dari (seluruh peganganku dalam menjalankan kerajaan ini ) adalah penasehat dari Hayam Wuruk.
DAFTAR PUSTAKA