Selama 6 tahun saya menjalani pendidikan di sekolah dasar ini, nyaris tidak ada perbedaan yang mencolok. Semua berkat kepala Sekolah, guru-guru dan lingkungan sekolah yang mendukng, sehingga sekolah kami menjadi sekolah yang ramah.
Banyak pengelaman dan kenangan indah selama 6 tahun di sekolah tersebut. Salah satu pengalaman yang masih saya ingat, adabersama salah satu guru favorit saya, bapak  Nono Anton Susanto, S.Pd. memberikan kenangan tersendiri. Beliau menjadi wali kelas saya,  saat saya dikelas 6 B. Selain mengajarkan mata pelajaran, beliau sekaligus menjadi bapa bagi kami saat di sekolah.
Banyak kenangan manis selama saya menempuh pendidikan di sekolah dasar. Salah satu yang paling saya ingat ketika kelas 6, ada lomba kebersihan antar kelas. Kelas kami secara mendadak berubah menjadi cemerlang, dengan semacam lilin poles untk lantai, menjadikan lantai di kelas kami berkilau dan licin.Â
Tetntunya ide tersebut bukanlah dari kami yang masih lugu, ide tersebut adah ide dari wali kelas kami. Dan hebatnya, belaiu tidak hanya memberi ide, tetapi bersama-sama dengan kami menyulap kelas kami menjadi lebih bersih dan nyaman.
Selain itu, wali kelas kami mengajak para siswa untuk belajar bercocok tanam di tanah kosong samping kelas kami, sekaligus memperindah lingkungan sekitar kelas.. Â
Bagi saya yang memang tertarik dengan dunia pertanian, pengalaman ini sangat melekat dikenangan saya hingga saat ini. Kebun yang kemudian tumbuh rimbun ditanami berbagai jenis tanaman. Menjadikan kelas kami, menjadi kelas yang  bersih dan nyaman.
Satu pengalaman lagi yang ingin saya ceritakan pada kesempatan ini adalah, pada saat itu sekitar tahun 1980-an. Dalam pembelajaran pernah juga saya mendapat kenangan yang sampai saat ini masih saya ingat.Â
Saat itu pernah diterapkan metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) di kelas kami, posisi tempat duduk kamipun di ubah membentuk 3 kelompok belajar. Dimana setiap tugas lebih banyak dikerjakan secara bekelompok, dengan tujuan membuat kami para siswa lebih aktif.
Entah bagaimana cara pembagiannya, saya agak lupa detailnya,  tetapi saya menjadi ketua kelompok di kelompok 2. Pernah  ketika kami sudah menggumpulkan tugas IPA tetang rangkaian listrik, saya dipanggil oleh Pak Nono untuk mempertanggungjawaban apa yang kelompok kami kerjakan. Ternyata jawaban kelompok kami ada yang masih kurang tepat, sementara belaiu merasa bahwa saya seharusnya bisa menjawab hal tersebut.Â
Secara tidak sadar saya diajarkan bertanggungjawab, meski saat  itu, saya sempat merasa takut, sedih, dan kecewa bercampur aduk bahkan ingin menangis, karena sadar saya bersalah dan merasa malu. Namun sekarang kenangan tersebut sudah saya simpan sebagai pelajaran berharga.Â
Pak Nono menegur saya bukan tanpa alasan, selain untuk memperbaiki kesalahan, dia juga berusahan menempa mental saya untuk menjadi semakin kuat. Karena dulu ketika SD, Â saya adalah anak yang cenggeng, dan mudah sakit hati.
Saya jadikan pengalaman ini sebagai pembelajaran untuk bertanggung jawab terhadap kelompok yang saya pimpin. Untuk saat ini, prinsip itu dapat saya terpkan juga untuk memimpin keluarga. Dan inilah salah satu ilmu yang tidak diajarakn secara terori melalui bku pelajaran, tetapi perlu diajarkan saat menghadapi kondisi yang sebenarnya.
Memang masih banyak kenangan dan juga penghormatan yang saya hedak ceritakan mengenai guru-guru yang pernah mengajar saya. Pada saat perenungan tetang mereka, terciptalah sebuah  puisi untuk mengenang jasa para guru yang telah mengajar dan mendidik saya sampai sekarang ini. Bukan hanya untuk Pak Nono, tetapi untuk semua guru dan dosenku yang telah mengajar dan mendidik saya.
Â
Sepenggal Puisi Untuk Guru
Karya: Sim Chung Wei
Mereka yang menghantarkan diriku
mereka yang telah meletakan dasar bagiku
mereka yang sabar mendidikku
mereka yang tekun menambahkan ilmu
Mereka yang telah berjerih lelah
tanpa kenal kata menyerah
sampai keringat membasahi kerah
membimbing dan menujukkan arah
Mereka mebawaku naik kelas
Namun jasa mereka, tak dapat kubalas
kadang mereka tak ada beras
namun tak menghalagi mereka bekerja keras
Sebagian dari mereka sudah tiada
tak sempat terucap kata perpisahan
walau hanya sekejap mata
biarlah mereka tetap ada dalam kenangan
Semoga jerih lelah mereka
menjadi amal yang bergna
semua yang mereka upayakan
menjadi bekal kami di masa depan
Sepenggal puisi ini
menjadi bukti, tanda bakti
dari seorang benih muda
yang skrng telah menjadi dewasa
Memang ini hanya sepengal puisi
semoga memberi arti
bagi para insan pendidik
untuk terus mengabdi memberi yang terbaik
Jakarta, 12 Aguastus 2022
Perjuangan dan pengorbanan seorang guru, salah satunya dapat dilihat dari bagaimana muridnya mengenang dan menghormati mereka. Melalui nulisan ini izinkan saya menyampaikan rasa bangga dan hormat saya kepada semua guru yang pernah mengajar saya, bukan saja ilmu tapi mendidik saya juga dalam mempersiapkan diri menghadapi kehidupan
Sealamt Hari Guru Nasional 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI