Mohon tunggu...
Sim Chung Wei
Sim Chung Wei Mohon Tunggu... Guru - Guru

blog : castleofwisdom7.blogspot.com youtube : https://www.youtube.com/@castleofwisdom2442 ig : @simchungwei Saya pria, lahir di kota Tahu, Sumedang, Jawa Barat, pada tanggal 24 Desember , anak pertama dari dua bersaudara. Saat ini berprofesi sebagai tenaga pendidik di salah satu sekolah swasta di Jakarta, dan merintis sebagai seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis Menggunakan Pena dan Kertas di Era Digital

20 Juni 2023   22:49 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:08 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Cara Menulis Cerita-dokpri

Menulis dengan pena dan kertas di era digital

Hari ini, 20 Juni 2023, kami telah mendapat jadwal bagi anak kami untuk melakukan test IQ Di sebuah Rumah Sakit. Hal ini dilakukan untuk  melihat perkembanganya setelah selama ini melakukan terapi. Pada saat test dilaksanakan, hanya satu orang yang boleh menemaninya, akhirnya istri sayalah yang menemaninya ke ruangan test.


Sementara itu, saya di ruang tunggu duduk sambil membuka gawai dan kemudia saya teringat dengan buku yang saya bawa, sebuah buku yang saya pinjam dari perpustakaan nasional.Buku tersebut berjudul "Cara Menulis Cerita" karya Prof. Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd. Saya meminjam buku ini karena memang tertarik unutk belajar menulis cerita.

Karena sedang libur dari pekerjaan, maka sayapun bisa lebih santai. Setelah selesai dari Rumah sakit unutuk pemeriksaan anak kami, kamipun memutuskan untuk duduk di sebah kedai kopi. Sayapun melanjutkan membaca buku yang saya bawa hingga meneyelesaiakn bab perteme. Hal yang menarik dari buku ini ternyata kita diberikan tugas terstruktur yang jika kita kerjakan, tentu menambah keterampilan kita dalam menulis.

Tertulis di akhirbab, sebagai tugas pemanasan.
1. Ambil kertas daan pena , tlislah sesutu yang Ada ketahui, apapun itu.
2. Pernahkah Anda mendengar cerita dari teman Anda? Jika ya, tuliskanlah kembali cerita itu!

Suatu kebetulan yang luar biasa,  saya membawa pena dan kertas, serta gawai yang saya gunakan kehabisan dayanya. Maka mulailah sauya menulis. meski hasil tidak sesuai dengan tugas, tetapi di kedai itu akhirnya selesailah sebuah puisi akrostik berjudul Sayap Malaikat Kecil. Sedang kan tugas kedua saat ini baru saya tulis sebanyak 2 paragraf.

Puisi Akrostik Saya Malaikat Kecil-dokpri
Puisi Akrostik Saya Malaikat Kecil-dokpri
Dan ternyata saya baru menyadari, ketika kita memang mau belajar menulis di zamaan digital seperti ini yang biasa kita lakukan dengan cara menegetik di laptop atau gawai lainnya. Peran pena dan kertas ternyata masih memiliki peranana penting, terutama ketika ide muncul sementara gawai kita kehabisan daya dan tidak ada tempat untuk pengisian daya, maka kita dapat menggunakan kertas dan pena untuk menuliskan ide tersebut.

Marilah sebagai manusia pembelajar kita tetap siap sedia dengan pena dan kertas kita untuk menulis, meski zaman sudah memasuki era digital, dimana kita sudah terbiasa menulis di gawai kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun