Ketakutan pada perbedaan yang sekarang marak dalam bentuk homophobia jelas memperlihatkan kepada kita bahwa kita semua perlu berani belajar dan membuka bahkan melampaui tabir-tabir ketidaktahuan dan keengganan kita untuk meluaskan wawasan pemahaman tentang kemanusiaan. Satu langkah sederhana sebagai percobaan yang bisa kita lakukan adalah dengan fokus pada persoalan sesungguhnya. Kalau turun hujan dan itu membuat kita menjadi demam, apakah kita akan menyalahkan hujan dan menuduh bahwa ada butiran-butiran hujan yang berbahaya? Tentu akan lebih berguna dan memberikan manfaat bagi hidup kita kalau segera kita belajar bahwa diri kitalah yang lemah dan perlu tambahan kekuatan untuk mengatasi realitas adanya hujan itu. Kalau sudah terlanjur masuk angin, sebaiknya minta tolong temannya untuk dikeroki. Karena orang tidak bisa ngeroki punggungnya sendiri.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kr.budiprabowo/homophobia-marak-lgbt-jadi-sasaran-amuk_56c91c56f77e61c705b071ec
Serupa tapi tak sama,semua artikel tersebut hanya mengarah pada pengiringan opini bahwa yg terjadi di USA sana sudah yg terbaik dan kita diminta mengikuti tanpa boleh membantah.
Mari kita lihat apa penulis artikel itu tetap eksis dan nantinya mendapat penghargaan NOBEL SASTRA..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H