Mohon tunggu...
Simatupang Napogos
Simatupang Napogos Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aktif menulis dan pengamat masalah sosial. Juga menjadi Anggota PPPSU Medan Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Duka Peristiwa Pembantaian Srebrenica

11 Juli 2023   02:00 Diperbarui: 11 Juli 2023   02:03 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Sumber dari Dado Ruvic.Reuters.File.Photo.2020 )

Sudah 30 tahun berlalu Peristiwa Pembantaian Srebrenica dari perhatian dunia. Peristiwa Pembantaian Srebrenica merupakan pembunuhan massal yang dilakukan secara brutal kepada masyarakat sipil muslim Bosnia. Hal ini terjadi dikarenakan oleh konflik perebutan kekuasaan hingga wilayah. Ditambah lagi dengan Republik Sosialis Bosnia dan Herzegovina yang ingin memproklamasikan kemerdekaannya. Persoalan pembantaian muslim di kota Srebrenica mencapai 8000 orang. Jumlah yang cukup besar yang dilakukan serdadu dari Serbia dan ini merupakan kejahatan perang yang sangat keji.

Perhatian dunia saat itu bersimpati dan memnerikan bantuan secara moril dan materil. Khususnya negara negara Arab dan negara Islam dunia dimana mengutuk kejadian ini dengan Serbia sebagai dalang dibalik kejadian ini. Oleh karena itu, tiga hakim pengadilan internasional PBB menjatuhkan hukuman untuk Ratko Mladic hukuman penjara seumur hidup. Keputusan tersebut disambut dengan baik oleh masyarakat muslim Bosnia karena pada akhirnya mereka mendapatkan keadilan atas apa yang terjadi pada mereka beberapa tahun sebelumnya.

Semoga Peristiwa Pembantaian Srebrenica menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat dunia untuk saling membantu dan bersama demi kemakmuran masyarakat dunia. Peristiwa ini sudah 30 tahun silam, namun masih terasa bagi rakyat Bosnia dan negara Islam dunia. Semoga perustiwa serupa tidak akan terjadi lagi dengan hubungan dan komunikasi yang baik dalam dan antar negara di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun