Kesenjangan upah antar gender ini perlu dibenahi. Dalam beberapa profesi ditemukan tidak sedikit perempuan yang berpenghasilan lebih dari rekan kerja laki-laki mereka. Tidak berbeda dengan bidang pertanian. Seharusnya ukuran upah seseorang dilihat dari skill, tingkat kesulitan pekerjaan, jam kerja dan produktivitas mereka bukan semata berdasarkan gender belaka.
Jika permasalahannya terdapat pada tingkat pendidikan perempuan yang rendah maka perlu adanya peran penyuluh pertanian untuk mengedukasi mereka sebagaimana yang telah dilakukan Kartini dalam menyuarakan emansipasi wanita dengan mendirikan sekolah khusus wanita sehingga para perempuan Indonesia dapat merasakan pendidikan setara dengan pria.Â
Zaman sudah modern dan akses terhadap berbagai informasi sudah semakin mudah maka sudah tidak zaman lagi jika terdapat kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dari berbagai aspek. Jangan sampai kita menyia-nyiakan perjuangan beliau yang  mendedikasikan hidupnya untuk melawan diskriminasi terhadap perempuan dan memajukan pemikiran wanita pribumi.Â
Menurut teman-teman bagaimana cara kita dalam memaknai Hari Kartini khususnya bagi para petani perempuan di Indonesia? Yukk tuliskan pendapat kalian di kolom komentar yaa :DÂ
Referensi :
Badan Pusat Statistika
Lestari, C. (2011). Perbedaan Upah Buruh Tani Laki-laki  dan Buruh Tani Perempuan Pada Komoditi Tebu (Saccharum officinarum L) (Studi Kasus di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang). Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H