Mohon tunggu...
Rio SaputraSimanjuntak
Rio SaputraSimanjuntak Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Tulisan sumber kebebasa

Melangkah lebih pendek tapi kedepan dari yang biasanya melangkah jauh tapi kebelakang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pejuang Demokrasi atau Pecundang Negri?

21 Mei 2019   22:45 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:15 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi ku, saat kita berjuang atas nilai yang kita yakini teguh itu, jikapun berakhir masuk penjara itu bagian dari risiko perjuangan.

Penjara adalah liburan dari perjuangan di jalanan. Sedangkan berada di luar penjara adalah perjuangan tanpa henti  di jalanan. Keduanya sama saja. Ini tentang caramu berpikir tentang nilai yang kau perjuangkan.

Lihatlah tokoh2 dunia yang mengubah peradaban. Sebagian besar nasibnya berakhir di penjara. Apakah mereka takluk dan kalah? Tidak. Malahan terjadi perubahan sekalipun puluhan tahun pengapnya kamar penjara mereka rasakan.

Nelson Mandela dan Bung Karno dua tokoh pembaharu yang pernah dipenjara karena nilai perjuangannya. Anak2 muda mahasiswa 98 membawa perubahan baru bagi negeri kita. Penjara, siksaan dan paling mahal kematian menjadi risiko perjuangan mereka. Apakah mereka takut? Apakah mereka takluk? Mulut dan nyali mereka sebangun seirama. Cerdas dan berani.

Aku gk habis pikir pada kamu yang begitu kencang berteriak sedang memperjuangkan kebenaran, keadilan, kepentingan rakyat dan Tuhan. Tetapi begitu dipanggil polisi atas ucapan perjuanganmu itu kamu ketakutan. Kamu menghindar. Kamu ngeles. Kamu bersembunyi. Kamu melarikan diri dengan sejuta pembenaran.

Sesungguhnya kamu tidak berjuang untuk nilai keadilan, kebenaran dan kepentingan rakyat. Kamu menunggangi semua itu untuk kepentingan pribadi dan kelompokmu. Demi kekuasaan. Demi ambisimu. Demi mimpi busukmu.

Hanya seorang pengecut dan pecundang yang melarikan diri dari proses hukum yang menimpa dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun