Mohon tunggu...
Juntak15
Juntak15 Mohon Tunggu... -

Make it simple stupid!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dan Jokowi Hanya Tertawa (Kan)… Amien Rais

26 September 2013   07:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:23 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata ga cuma rakyat, politisi dan pejabat negri ini pun mengalami “Jokowi Effect” sehingga mereka doyan sekali mengaitkan segala sesuatu tentang Jokowi. Politisi karatan seperti Amien Rais (AR) pun sampai latah bicara menyamakan Jokowi popularitas dengan Joseph Estrada mantan Presiden Filipina terguling. AR lebih lanjut menjelaskan Joseph Estrada (artis) terpilih jadi karena popularitasnya (bukan kualitas) dan terguling karena perilakunya doyan mabuk dan maen perempuan. Perbedaan keduanya menurut AR adalah Jokowi bae sedang Joseph Estrada tidak. AR mengajak rakyat untuk tidak memilih presiden berdasarkan popularitas saja (25/09/2013, Yahoo.com).

Ada ungkapan mengatakan “bila kalimat lebih banyak negatifnya maka sebenarnya kalimat itu adalah negatif. Sebalikanya bila kalimat tersebut lebih banyak pernyataan positif, kaliamat tersebut sebenarnya positif”. Pernyataan Amien Rais dalam berita tersebut memang mengatakan “Jokowi Baik” (1 positif), tetapi selanjutnya adalah popular semata alias tanpa kualitas, disamakan dengan Yoseph Estrada yang doyan mabuk dan main perempuan (2 negatif). Dengan demikian, bisa dikonfirmasi bahwa sebenarnya isi pernyataan Amien Rais adalah pernyataan negatif terhadap Jokowi.

Lebih lanjut pernyataan AR dapat dibagi menjadi seperti dibawah ini :


  1. Jokowi dan Joseph Estrada = Tokoh Populer.
  2. Popularitas = Joseph Estrada
  3. Joseph Estrada = tidak berkualitas, contoh buruk, (mabuk dan maen perempuan)
  4. Jangan Pilih karena Popularitas

Kesimpulannya adalah “Jangan Pilih Jokowi” karena Jokowi tokoh popular (sama seperti Joseph Estrada)

Entah apa motivasi AR membuat pernyataan demikian, sulit untuk dibuktikan karena pada umumnya politis berbicara dengan kata bersayap (retorika). Kebiasaan politisi beretorika dalam berpolitik adalah salah satu sebab rakyat muak dan benci dengan politisi dan pejabat seperti AR. Rakyat lebih menyukai Jokowi yang bicara apa adanya, sederhana, dan bisa dipahami semua orang.

Jokowi Tahu Tujuan

Seperti yang bisa diduga, Reaksi Jokowi pun biasa saja “Jelas saya lebih ganteng dari Joseph Estrada, he he he”. Reaksi Jokowi membuat saya ingat kicauan beliau di Twitter " Mulailah sebuah perjalanan dgn tujuan yg jelas". Kicauan tersebut dapat dipahami bahwa dalam seseorang melangkah harus paham tujuannya sedari semuala. Bila seseorang tahu tujuannya maka masalah dan godaan tidak mudah membuatnya goyah. Ya hanya orang yang mengetahui tujuan dengan pastilah yang akan berhasil.

Berkaca kepada masa lalu Jokowi, sebelum menjadi pejabat, beliau adalah pengusaha sukses eksport impor mebel. Dalam bisnis fokus utama adalah kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah perhatian utama untuk bisa bertahan dalam bisnis. Lumrah hari-hari Jokowi menghadapi kritikan/komplain pelanggan, mulai dari yang santun, rewel atau pun memaki-maki. Bila seorang pengusaha tahu tujuannya adalah kepuasan pelanggan, maka kritikan dan masukan pelangganlah yang memacu pengusaha (Jokowi) untuk berekasi dan memperbaiki diri, bukan bisik-bisik tetangga.

Jokowi sudah alih profesi dari pengusaha menjadi pejabat publik. Pernyataan Jokowi yang mengatakan “birokrasi harus melayani” menunjukkan bahwa beliau tahu betul apa yang menjadi fokus dan tujuan sebagai pejabat publik. Fokus dan tujuan Jokowi bekerja adalah kepuasaan rakyat, melayani rakyat dengan baik, sehingga kritikan dari rakyatlah yang menjadi perhatian utamanya, bukan kritikan dari para pejabat dan politisi. Kebutuhan Jokowi adalah berusaha memberikan kepuasan kepada rakyat bukan menyenangkan hati para pemimpin partai dan menjilati pantat politisi.

Anda mungkin masih ingat bagaimana gesture tubuh Jokowi ketika menolak mobil murah (LCGC)!! Sebuah pemandangan yang jarang terlihat, Jokowi bicara dengan nada yang tinggi dengan kedua tangan digerakkan ke atas ke bawah berulang-ulang. Sebuah kalimat dengan penegasan dan melibatkan emosi. Bandingkan dengan reaksi Jokowi saat menjawab kritikan Amien Rais, Foke, Ruhut!! Anda bisa bandingkan juga dengan SBY yang curhat tentang gajinya yang belum naik, curhat tentang suara demo buruh yang mengganggunya, dsb. Anda tidak akan pernah melihat Jokowi menyerah, loyo, dan prihatin ketika urusan rakyat.

Berharap Jokowi akan memberi perhatian lebih pada pernyataan ‘nyeleh’ politisi adalah sebuah harapan berlebihan. Demikian juga kita, tidak usah untuk berharap bahwa Jokowi akan menjadikan kritikan pejabat/politisi sebagai sebuah drama. Namun bila masyarakat banyak mengeluhkan soal Busway, maka sesegera mungkin Jokowi bereaksi, blusukan, mencari informasi bahkan mengganti Kepala Pelaksana PT Transjakarta. Jokowi tahu pasti apa yang menjadi tujuan utamanya.

Salam Indonesia Baru

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun