Mohon tunggu...
Egar Prasetya
Egar Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm a content creator

Mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka

Selanjutnya

Tutup

Trip

Keraton yang Dilupakan, Begini Potret dari Kanoman Kaprabonan Cirebon

3 Februari 2021   12:46 Diperbarui: 3 Februari 2021   13:36 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: sultansinindonesie.wordpress.com

Kota cirebon merupakan salah satu kota yang terletak diujung utara Jawabarat, banyak peninggalan yang bisa kita pelajari di kota ini. Selain dikenal dengan kota udang, kota cirebon ini juga dikenal dengan sebutan kota wali. Julukan kota wali disandang cirebon karena dilihat dari sejarahnya cirebon banyak sekali disinggahi dan ditempati para wali salah satunya adalah sunan gunung jati. Ada banyak peninggalan yang sering menjadi pusat ziarah atau wisata religi seperti keraton kasepuhan, keraton kanoman dan keraton kacirebonan. Namun ada satu lagi keraton yang jarang diketahui oleh masyarakat yaitu keraton kaprabonan.  Keraton dengan luas kurang lebih satu hektar ini berlokasi di Jl. Lemahwungkuk Desa Lemahwungkuk Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon Jawabarat tidak jauh dari lokasi keraton kanoman. keraton kaprambonan ini tidak dipungut biaya masuk sepeserpun karena tidak ada pengelola wisatanya. Berikut beberapa fakta keraton kaprabonan yang jarang orang tahu keberadannya:

1.  Sejarah Keraton Kaprambonan

Kaprabonan terbentuk karena adanya perselisihan di dalam Keraton Kanoman yang kala itu dipimpin oleh Sultan Badrudin. Pembangunannya diperkirakan dimulai pada tahun 1696. Dikarenakan adanya perselisihan tersebut, Sultan Badrudin memilih untuk memisahkan diri dari Keraton Kanoman dan membangun Kaprabonan. Setelah berpisah dengan Keraton Kanoman, Sultan Kaprabonan mengutamakan kembali ke ajaran Syekh Syarif dan menentang kolonial Belanda yang saat itu memecah belah keraton. Ia mengajarkan tarikat ajaran Syekh Syarif Hidayatullah kepada masyarakat. Seperti keraton lainnya, Keraton Kaprabonan juga memiliki peninggalan diantaranya kitab – kitab ajaran Islam dan juga peninggalan keris turun temurun yang merupakan pemberian dari Syekh Syarif Hidayatullah. Selain itu, Keraton Kaprabonan berfungsi sebagai tempat pengukuhan. Ketika ada raja yang akan diberikan penobatan atau gelar, maka ia harus dikukuhkan di Keraton Kaprabonan.

2. Halaman keraton kaprambonan

Gambar: sultansinindonesie.wordpress.com
Gambar: sultansinindonesie.wordpress.com
Di halaman keraton, hanya nampak bangunan tajug atau mushala, patung dua singa dan gapura kediaman sultan yang bersifat pribadi dan sepertinya tidak boleh dimasuki oleh orang lain selain keluarga. Bagian atas gapura tersebut bentuknya seperti kubah masjid yang ditopang oleh dua pilar yang dihiasi dengan patung udang yang menempel pada dindingnya, begitu pun dengan porselen khas Cina yang juga menghiasi gapura ini.

3.  Lambang Dalung Darma 

Sumber: aris riyanto
Sumber: aris riyanto
Dengan bangunan keraton yang memiliki luas area kurang lebih 1 hektar ini mempunyai gapura keraton kaprabonan terdapat lambang kebesaran keraton kaprabonan cirebon yaitu dalung darma. Diceritakan pada zaman dahulu saat listrik tidak ada, masyarakat menggunakan dalung darma yang dicampur dengan getah karet sebagai alat penerangan. Oleh karena itu dalung darma dipilih sebagai lambang keraton.

4. Langgar Kaprabonan yang telah berusia 314 tahun

Langgar atau mushala pusata kaprabonan ini sudah berdiri sejak  tahun 1707 M, tempat ini sering  digelar tawasulan setiap malam jumat dan kegiatan keagamaan seperti maulid nabi. Semua ornament tajug ini masih asli dan tidak mengalami perubahan mulai dari tembok dan kayu penyangganya.

5. Tradisi Suraan

Keraton Kaprabonan memiliki tradisi unik yaitu Tradisi Suraan yang biasanya digelar setiap tanggal 10 bulan Sura dalam kalender Jawa. Pada tradisi keluarga Keraton Kaprabonan membuat bubur dan mencuci pusaka. Setelah tradisi bubur Sura dan pencucian keris, selanjutnya diadakan pertunjukan wayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun