Mohon tunggu...
Siman
Siman Mohon Tunggu... Guru - Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar, Setiap Langkah adalah Ibadah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjaga Ikhlas dengan 5 H

14 April 2022   23:03 Diperbarui: 15 April 2022   05:16 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, ironisnya ketika ada seseorang yang terkena penyakit diabetes/ penyakit gula maka yang disalahkan bukannya kopi atau teh, melainkan gula. Mungkin ada benarnya, kebaikan seseorang tidak selamanya  menghasilkan apresiasi, pujian dan sanjungan dari orang lain.

Demikian besar pembelajaran dari gula itu, memahami fungsi gula dapat menumbuhkan rasa keikhlasan kita. Oleh karena itu segala aktivitas dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan ikhlas dan karena mengharap ridha Allah SWT semata.

Selain gula, kita dapat belajar memahami keikhlasan dari akar tanaman. Kita tahu pohon dapat tumbuh sempurna karena adanya akar. Akar rela berusaha sekuat tenaga bisa masuk ke dalam tanah untuk mencari bahan makanan dan minuman. Bahkan  menembus bebatuanpun ia lakukan demi tumbuhnya sebatang pohon. Pohon kemudian bisa tumbuh dengan rindang penuh dedaunan, kemudian berbunga dan berbuah  Orang yang melihat akan mengatakan, "sungguh indahnya pohon itu,". Lagi-lagi akar tidak pernah sakit hati walaupun  tidak pernah diberi pujian.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana upaya  yang bisa dicoba untuk menjaga keikhlasan?. Ketika melakukan kebaikan apapun dan kepada siapapun maka perlu memperhatikan 5 H, yaitu

Hindari mengharapkan pujian/sanjungan dari orang lain

Hindari berharap mendapat imbalan dari orang lain, biasakan beramal tanpa pamrih

Hindari mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan, tetapi segera lupakan saja

Hindari melakukan kebaikan yang tidak jelas, sebaiknya berbuat kebaikan sesuai dengan ilmu

Hindari melakukan kebaikan yang asal melakukan, tetapi melakukan kebaikan perlu niat berbuat baik karena Allah semata.

Semoga  kita tidak sekadar mendapat lapar dan dahaga sebagaimana level puasanya orang  awam. Namun momentum puasa bulan ramadhan ini dapat dijadikan sarana membentuk pribadi yang mukhlis.  Insyaallah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun