Kesuksesan Adam as.dalam kompetisi 'adu' kepintaran dengan malaikat membuahkan hasil yang tak terkira besarnya. Betapa tidak, Adam dan sang istri tercinta Hawa diperkenankan untuk menempati surga yang penuh kenikmatan dan keindahan.Â
Suami-istri ini menikmati segala fasilitas yang ada. "Silakan kalian menikmati semua yang ada". Kata Gusti Allah, seraya berpesan : "Tapi jangan dekati pohon ini". Demikian Drs.H.Soir, M.S.I., Kepala Madrasah (Kamad)  mengawali kajian  tafsir Al-Jalalain di hadapan para santri asrama Al Uswah MAN 1 Sleman, Jumat (25/2/2022).
"Sangat disayangkan, keberadaan Adam dan Hawa di Surga tidak terlalu lama. Kedatangan Iblis yang iri dan dengki, dengan rayuan gombal dan mengatasnamakan Allah membawa petaka. Iblis bersumpah, : Demi Allah, jika engkau Adam ingin abadi menikmati surga maka dekati pohon ini dan makan buahnya," papar Kamad
"Singakat ceritera, Adam dan Istrinya memakan buah larangan itu. Dan saat itu pula, Allah perintahkan kepada mereka berdua untuk segera meninggalkan surga dan turun ke bumi dengan risiko anak keturunan Adam akan bermusuhan satu dengan yang lain," ungkap Kamad.
"Adam dan Hawa menangis, sampai habis air mata, ada yang mengatakan selama empat puluh hari empat puluh malam, sampai akhirnya Allah memberi kalimat agar dibaca Adam dalam penyesalan dan pertaubatan itu. Kalimat itu adalah " Ya Rab kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, kalau Engkau tidak mengampuni kami, pasti kami menjadi orang-orang yang merugi," lanjutnya dengan mengutip arti Al quran Surat Al A'Raf:7:23.
Kemudian Kamad menguraikan bagaimana pertobatan dan permohonan maaf Adam diterima. Nasi sudah menjadi bubur, sanksi Allah tegas, tanpa pandang bulu. Adam dan Hawa harus segera hengkang dari surga dan diturunkan ke bumi. "Silakan kalian turun ke bumi, menikmati kenikmatan bumi beserta anak-cucumu, kami Allah akan memberi petunjuk untuk kalian, dan siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, kelak ia akan kembali ke Surga, dan siapa yang kufur dan mendustakan ayat-ayat kami, maka ia di neraka  dan kekal di dalamnya".
Sebelum mengakhiri kajiannya, kamad menegaskan bahwa penyesalan tidak pernah datang di depan tetapi selalu datang belakangan, setelah satu tindakan dilakukan. Apa yang dialami Adam dan Hawa merupakan kelalaian yang berakibat pada penyesalan yang teramat dalam. Betapa tidak, kehidupan yang nyaman, enak-kepenak, segalanya telah tercukupi. Â Tanpa harus bekerja keinginan apapun pasti terkabulkan namun harus ditinggalkan begitu saja," tambahnya
Di akhir kajian Kamad mengingatkan kepada para santri untuk menikmati apa yang telah ada, tetap bersyukur sembari menjalankan tata aturannya. Jangan coba-coba untuk melakukan apa yang dilarang. "Mengejar ketidakpastian bak si pungguk merindukan bulan," Waallahu 'alam Bimurodihi," pungkas Kamad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H