Pembelajaran daring yang sudah dijalani selama pandemi covid 19 ini, relatif berpengaruh bagi siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini memicu perkembangan kepercayaan diri dan kreativitas siswa.Â
Dilihat dari kegiatan pembelajaran sekolah yang dilakukan menggunakan gawai, laptop, komputer, dan aplikasi  pendukung pembelajaran lainnya. Perubahan media pembelajaran ini, siswa lebih merasa nyaman karena dilakukan secara daring dari rumah mereka dan lebih memiliki waktu luang daripada pembelajaran normal di sekolah.
Ketika mengikuti pembelajaran daring, siswa memiliki caranya sendiri dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dilakukan terutama untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari guru. Bahkan siswa akan mencari berbagai alasan ketika tidak mengikuti pembelajaran daring.Â
Menurut penulis, hal itu bisa menimbulkan dampak bagi siswa akibat pembelajaran daring ini. Menanggapi perkembangan siswa ini, ketika kepercayaan diri dan kreativitas siswa menjadi menurun. Â Sosok guru agar menjadi penggerak munculnya inisiatif positif untuk menjawab tantangan pembelajaran daring ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata inisiatif berarti prakarsa. Ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki sikap inisiatif adalah siswa yang mampu menjadi pemrakarsa atau penggerak dalam melakukan sesuatu tanpa adanya perintah terlebih dahulu. Â
Nurhayati (2011) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kemampuan dalam belajar yang didasarkan pada rasa tanggung jawab, percaya diri, inisiatif, dan motivasi sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain yang relevan untuk menguasai kompetensi tertentu, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah belajarnya
Saat mengikuti pembelajaran daring siswa sangat mungkin melakukan inisiatif negatif. Beberapa  inisiatif negatif yang dilakukan siswa diantaranya  tidak mengikuti pembelajaran yang dilakukan menggunakan google meet, zoom, atau media pembelajaran lainnya. Hal itu dikarenakan alasan-alasan yang dibuat siswa untuk memberikan keterangan pada guru.Â
Siswa mematikan kamera atau meninggalkan zoom meeting tanpa sepengetahuan guru. Akibatnya, kegiatan pembelajaran daring siswa menjadi tidak ekspresif dan tidak maksimal. Hal ini, menjadi tantangan bagi guru dalam pembelajaran daring karena telah terjadi penurunan semangat belajar bagi siswa. Bahkan penurunan kepercayaan diri dan kreativitas siswa.
Pengaruh pembelajaran daring terlihat jelas ketika di awal pembelajaran tatap muka di kelas. Sebagai contoh, ketika guru menjelaskan materi di kelas, siswa akan spontan menjawab kurang paham. Ekspresinya menunjukkan kurangnya pemahaman mereka dengan apa yang dijelaskan oleh guru di kelas. Siswa terlihat pasif, sulit diajak berdiskusi dan lebih banyak diam.
Menanggapi perkembangan siswa ini, ketika kepercayaan diri dan kreativitas siswa menjadi menurun. Â Sosok guru agar menjadi penggerak munculnya inisiatif positif untuk menjawab tantangan pembelajaran daring.Â
Dikala ada kesempatan melakukan pembelajaran tatap muka (walaupun masih dilakukan secara terbatas 50%), guru dapat memaksimalkan pembelajaran tatap muka dengan memberikan edukasi kepada siswa. Â
Guru dapat menjalin komunikasi yang baik secara langsung kepada siswa. Dan mendorong siswa untuk melakukan hal-hal positif sesuai dengan kemampuannya. Inisiatif siswa merupakan perwujudan bahwa siswa memiliki kreativitas dalam berpikir dan bertindak.
Guru dapat mulai menciptakan Inisiatif positif dari kemampuan siswa dalam menanggapi persoalan sederhana. Berbekal harapan besar untuk menjawab tantangan pembelajaran daring, guru agar dapat menjembatani masalah yang dihadapi siswa. Hal ini tentunya merupakan upaya untuk membangkitkan kepercayaan diri dan kreativitas siswanya.
Beberapa upaya guru tersebut dapat dimulai dengan menyampaikan materi dengan cara yang sederhana dan tidak membosankan. Guru dapat memberi motivasi siswa dengan memberi penghargaan, misalnya dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar atau telah selesai mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Iming-iming penghargaan ini dapat berupa nilai, ucapan selamat  maupun hadiah atau yang lainnya.Â
Guru juga  dapat menciptakan suasana belajar yang interaktif dan berupaya agar siswa dapat aktif berpartisipasi belajar, misalnya dengan model permainan yang menyenangkan atau tergantung kreativitas guru, Â
Selain itu untuk membangun inisiatif positif, guru perlu menjalin komunikasi efektif dengan siswa. Komunikasi ini diharapkan dapat menciptakan kesenangan dan keakraban antara guru dengan siswa. Misalnya dengan  menerapkan senyum, sapa,  salam, sopan dan santun. Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mengembalikan kepercayaan diri siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H