Mohon tunggu...
Siman
Siman Mohon Tunggu... Guru - Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar, Setiap Langkah adalah Ibadah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Pelopor Literasi di Era Digital

11 Februari 2022   19:40 Diperbarui: 11 Februari 2022   20:01 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih termasuk kategori sedang, Indeks Literasi Digital Indonesia berada pada skor 3,49 atau pada tahap sedang, SIARAN PERS NO. 15/HM/KOMINFO/01/2022. 

Hal ini menunjukan bahwa indeks literasi digital di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Menurut pendapat penulis, guru mempunyai peran strategis dalam upaya meningkatkan indeks literasi tersebut.

Rendahnya minat baca tulis guru dan siswa merupakan salah satu yang mengakibatkan indeks literasi di Indonesia belum masuk kategori baik. Guru maupun siswa belum terbiasa membaca dan menulis. 

Guru perlu menyadari bahwa peran guru sebagai pendidik bukan saja melakukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berperan dalam membentuk karakter melalui pembiasaan-pembiasaan termasuk  pembiasaan berliterasi.

Mengapa demikian?

Perlu dipahami bahwa pertama, Teknologi digital telah mengakibatkan perubahan hampir semua aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Informasi begitu cepat, guru hendaknya mampu beradaptasi agar tidak ketinggalan informasi. Dengan demikian guru semestinya menjadi pelopor bagi siswa dalam melakukan gerakan literasi.

Kedua, tidak hanya siswa melainkan guru juga perlu mengasah keterampilan literasi baca tulis. guru hendaknya bisa menjadi pelaku literasi. 

Disadari atau tidak bahwa membaca dan menulis merupakan hal yang perlu dilatih dan dibiasakan. Guna melatih dan membiasakan membaca dan menulis, guru bisa memulai dengan menuliskan pengalaman yang dialami sendiri. Misalnya pengalaman mengajar selama pandemi.

Pembelajaran jarak jauh, tentu saja banyak kekurangan dan kelebihan. Sebagai guru bahasa Indonesia ketika menyampaikan materi teks cerita sejarah, penulis menugaskan kepada siswa untuk menuliskan kisah pribadinya. Tidak disangka siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan sangat menginspirasi. Tugas yang terkumpul kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku. Guru menuliskan pengalaman mengajarnya kemudian digabungkan dengan hasil penugasan yang dikerjakan siswa. Selanjutnya buku diberi judul " 67 Kisah Inspiratif Anak SMA".

Contoh lain, guru menulis bareng. Setiap guru menuliskan pengalaman mengajar selama pembelajaran jarak jauh. Tentu saja guru mempunyai materi dan model pembelajaran yang berbeda-beda. Kemudian tulisan itu diterbitkan menjadi sebuah buku karya bersama. 

Misalnya diberi judul " Guru & Inovasi Guru PJJ selama Pandemi". Dan masih banyak lagi cara yang bisa dilakukan guru untuk melatih dan membiasakan berliterasi. Pada akhirnya guru akan semakin terampil dan mampu menjadi pelopor literasi .

Berikutnya, banyak alasan ketika siswa diajak untuk membaca dan menulis. Ketika mengerjakan soal mengeluh karena bacaan yang panjang. 

Ketika mendapat tugas membaca buku merasa lelah, jenuh, buku tidak menarik, membosankan dan lainnya. Menyikapi hal tersebut tentu peran guru sangat penting sebagai motivator. Guru perlu mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan semangat dan minat baca tulis siswa.

Menurut hemat saya Beberapa strategi yang bisa dilakukan guru dalam upaya membangkitkan semangat dan minat literasi siswa. Pertama, menciptakan lingkungan pembelajaran yang memiliki budaya membaca / literasi . misalnya dengan menyediakan buku bacaan selain buku-buku mata pelajaran di tempat -tempat yang strategis.

Kedua, guru dan siswa membiasakan membaca dan menulis secara bersama-sama misalnya gerakan membaca selama 10 menit sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Kemudian menuliskan kembali dari apa yang telah dibaca. 

Ketiga, guru melakukan Inovasi kegiatan membaca yang menyenangkan; misalnya guru dapat memberikan tugas membaca buku yang disenangi siswa. kemudian siswa melaporkan buku yang telah dibaca dan guru memberi apresiasi kepada siswa yang membaca buku paling banyak.

Tentu saja guru harus menyesuaikan dengan memilih bahan bacaan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Selain itu, guru bisa menjadi partner diskusi tentang buku yang dibaca siswa, Mengaktifkan mading, penerbitan majalah sekolah, Mendorong presentasi di kelas , Memanfaatkan media sosial untuk literasi,

Sebagai penutup saya mengajak kepada sahabat guru untuk mulai melatih, mengasah keterampilan literasi membaca, menulis, numerasi, sains, maupun sosial budaya. Bukan saja menyuruh siswa untuk gemar membaca dan menulis tetapi hendaknya menjadi pelaku dalam gerakan literasi.

Guru dan siswa menyadari dan memahami pentingya literasi. Pada akhirnya literasi bukan saja sebuah kewajiban atau sebagai tugas saja melainkan sebuah kebutuhan. Dengan demikian guru dan siswa dapat berperan menaikan indeks literasi Indonesia menjadi lebih baik, Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun