Mohon tunggu...
Siman
Siman Mohon Tunggu... Guru - Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar, Setiap Langkah adalah Ibadah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada Omicron, PTMT Saja

10 Februari 2022   21:05 Diperbarui: 10 Februari 2022   21:06 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menaggapai naiknya kasus omicon menurut hemat penulis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pelaksanaan pembelajaran tetap mengacu pada SKB 4 menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Tentu saja harus diiringi dengan penegakan prokes yang  sangat ketat. Bahkan pelaksanaan SKB tersebut harus didukung oleh semua pihak. Tidak hanya prokes siswa di sekolah saja melainkan penerapan prokes  di tempat-tempat lain, seperti pasar, mall, tempat wisata dan tempat-tempat hiburan lainnya juga harus diterapkan prokes dengan ketat.

Kedua, sekolah/madrasah perlu memperketatat pelaksanaan prokes .dengan melakukan sosialisasi terus menerus. Semua elemen sekolah/madrasah bersungguh-sungguh dalam menerapkan prokes. Sebaiknya siswa  ikut dilibatkan secara langsung dalam sosialisasi maupun penegakan prokes. Dan yang penting lagi sekolah/madrasah wajib melengkapi sarana prokes, ruang- ruang belajar dan tempat lainnya harus   disterilisasi  secara rutin.

Ketiga, keterlibatan orang tua dan masyarakat juga sangat penting. Orang tua maupun masyarakat agar bahu membahu aktif membantu mengingatkan dan menyadarkan putra putrinya tentang pentingnya penerapan prokes. Dengan demikian siswa sadar diri untuk selalu menaati dan melakasanakan prokes sebagimana yang telah diatur oleh sekolah/madrasah.

Hal ini tentu saja tidak mudah, perlu komitmen yang sungguh-sungguh. Realita  menunjukan bahwa penerapan prokes di sekolah/madrasah memang tidak mudah. Di tingkat SMA/MA saja anak-anak sulit jika diminta jaga jarak, tidak berkerumun, dan rutin mencuci tangan.  Apalagi anak-anak di tingkat SMP/MTs dan SD/MI serta anak-anak usia PAUD, tentu lebih sulit lagi.

Namun demikian dengan memiliki kesadaran diri untuk memahami pentingnya penegakan prokes, tanpa paksaan. Bahkan kesadaran saling mengingatkan dan mengajak untuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghidari kerumunan dapat menjadi sebuah gerakan yang menyenangkan.

Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak (pemerintah, sekolah, orang tua dan siswa) untuk menghindari risiko dan meminimalisir terjadinya penularan covid. Jika semua pihak menyadari pentingya prokes maka optimis PTM dapat dilaksanakan walaupun secara terbatas. Setidaknya dapat mencegah dan mengurangi terjadinya learning loos. Semoga.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun