Mohon tunggu...
Silvy Aprilia
Silvy Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

23107030076 mahasiswa aktif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Criping Pisang "Anggrek", Kuliner Khas Gunungkidul yang Memikat Lidah

22 Juni 2024   23:27 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:34 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat pertama membuka usaha ini Bu Narti menitipkan dagangannya ke empat warung di daerah Kemejing. Seiring berjalannya waktu usahanya menjadi semakin banyak disukai dan mulai banyak pesanan yang datang. Lalu tawaran datang dari salah satu toko yang lumayan besar di daerah Semin. Dari yang disampaikan Bu Narti "awalnya salah satu karyawan toko tersebut tidak sengaja membeli criping pisang saya. Karena di bungus criping saya kasih nomor HP saya, karyawan itu menelepon saya dan menawarkan untuk menitipkan dagangan saya di toko itu. Dan sampai sekarang saya masih menitipkan dagangan saya disana." Tutur Bu Narti.

Sempat juga criping pisang "Anggrek" dititipikan ke Pamela yang berlokasi di Kota Wonosari. Namun hal tersebut tidak bertahan lama dan hanya bertahan samapi tujuh bulan saja. Hal tersebut dikarenakan anak dari bu Narti sudah bersekolah di Solo, dan Bu Narti sendiri tidak berani mengendarai motor sampai ke Wonosari.

Criping pisang ini bisa bertahan sampai tiga bulan lamanya. Cara agar criping ini awet adalah dengan tidak meletakkan criping di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Jika terkena matahari langsung maka  criping akan bertahan lama dan dapat berubah warna menjadi putih dan rasanya akan berubah menjadi tengik.

Hal ini dibuktikan oleh Bu Narti sendiri. "dulu saya pernah menitipkan criping pisang ini ke salah satu toko mbak, terus saya tadinya niatnya mau ambil kacang bawangnya aja, tapi saya jadi salah focus sama criping pisangnya. Setelah saya lihat ternyata warnanya udah berubah jadi warna putih dan pas saya rasakan rasanya udah tengik. Padahal itu baru sepuluh hari." Keterangan dari Bu Narti.

Criping ini dijual dengan harga yang cukup bervariasi dan terjangkau, mulai dari Rp.5.000-Rp.55.000. criping dijual per beberapa gram. Yang pertama ada kemasan berukuran 10g yang dihargai Rp.5.000 saja, lalu kemasan berukuran 150g dengan harga Rp. 10.000, kemudian kemasan berukuran setengah kilo atau 500g yang dibandrol Rp. 25.000, dan yang terakhir kemasan berukuran 1kg dengan harga Rp. 55.000.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Bu Narti membuat criping pisang setiap hari, bukan hanya saat ada pesanan saja. Kegiatan goreng-menggoreng dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Menurut beberapa pembeli yang sudah merasakan criping pisang "Anggrek" merasa puas, Ahmad (28) "cripingnya enak banget tak kirain tadi bakalan keras, tapi setelah tak Cobain ternyata empuk terus manis juga." Tutur Ahmad.

Jadi, jika anda sedang berada di Gunungkidul anda bisa mencoba criping pisang "Anggrek" milik Bu Narti. Criping ini dijual di beberapa warung kelontong di daerah Semin, mudah untuk menemukan criping pisang ini. Dan rasakan kelezatan serta keempukan dari criping pisang Bu Narti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun