Mohon tunggu...
indah sulistiyowati
indah sulistiyowati Mohon Tunggu... -

I'm good, but not an Angel, i do sin, but i'm not the devil :-)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Malam

14 Oktober 2013   09:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semuanya menepi, sepertinya liar terbawa arus waktu. menerobos  menatap rembulan, menangis dalam lorong lorong sepi kota mati. aku mendengarmu  mengenangmu lewat jalanan sepi dan bergelombang di sini. setiap sudut kota menuliskan cerita yang berbeda. kau tau aku bisa saja membunuhmu malam itu, tapi kau juga tau betapa aku mencintaimu memang melebihi hasratku yang ingin membunuhmu.. "jangan lakukan itu padaku" pintamu saat itu, namun mereka tetap saja mencumbumu dalam lorong sepi tanpa terangnya cahaya. hanya semburat celah bulan sabit menikam perih mimpimu.

Gang tua itu selalu saja ramai, seperti riuhnya pasar di pagi hari, wanita wanita bersolek indah itu duduk termenung.. apa yang dia pikirkan. penyesalan. aku rasa bukan.. tapi dia ingin menangis. apa yang sebenarnya terjadi. dekapan itukah yang membuatmu merasa jijik.. dia menyayangimu dalam gang tua itu, lelaki lelaki itu menginginkanmu hanya untuk semalam saja. jangan takutkan kehadirannya.namun tetap saja ku lihat di raut wajahmu, seketika ingin membunuhnya lewat belati yang terselip di balik celana dalammu.

Sepikah yang terjadi, seperti ruko ruko tua di pinggir Jalan tergembok rapat sampai berkarat. Karena jaman sudah tidak mendatanginya lagi. Ruko ruko yang mati. Seperti jiwamu ingin mati terjebak dalam gang tua menjijikkan. Kamu ingin lari..?? jangan lari hanya dia yang mampu menjadikanmu ratu. Jangan takut sepi.. sepi itu ringkih. Jangan takut kegelapan. Gelap itu rapuh. Ambilah cahaya yang terselip di balik punggungmu, seperti sayap malaikat dirimu menengadah lara untuk mereka yang kamu cintai. “ jangan sampai mereka tau siapa aku di saat malam hari” katamu parau di kedai kopi itu. Masih ku ingat saat kamu bicara tanpa jeda, seperti kisah drama tanpa kata bersambung. Kamu tetap saja menorobos waktu yang seharusnya kuprediksikan pergi dari kedai kopi itu, tapi kau tetap saja memberikanku kisah pahitmu itu.

*SIZ-28-2*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun