soto yang baru saja disajikan memenuhi ruangan sederhana di sudut kota Yogyakarta. Aroma kaldu ayam kampung berpadu dengan rempah-rempah menggoda, memanggil siapa saja yang melewati warung makan ini untuk berhenti sejenak. Di salah satu meja, sambal kecap khas tersaji sebagai pelengkap, menghadirkan cita rasa yang tak mudah ditemukan di tempat lain. Sebuah tempat makan sederhana, namun sarat cerita, terus berdiri tegak sejak tahun 1976.
Kepulan asap tipis dari mangkukGenerasi Kedua Penjaga Tradisi
Adalah Bapak Eppy Lesmana (61), generasi kedua yang dengan penuh dedikasi melanjutkan tradisi kuliner keluarganya. Dengan penuh kebanggaan, ia berbagi kisah tentang bagaimana tempat makan ini bermula dari sebuah warung soto sederhana yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah keluarganya. Usaha ini pertama kali dirintis oleh orang tuanya puluhan tahun lalu, dengan semangat yang luar biasa dan tekad untuk menghadirkan cita rasa terbaik bagi pelanggan.
Ciri Khas Sambal Kecap
Meski menjual soto, keunikan tempat makan ini terletak pada sambal kecap khas yang menjadi pelengkap utama. “Yang membuat beda itu sambal kecapnya,” ungkap Eppy. Jika kebanyakan soto di tempat lain disajikan dengan sambal merah yang pedas, tempat makan ini memilih sambal kecap sebagai ciri khasnya.
Sambal kecap ini diracik dari bahan-bahan pilihan dengan takaran yang telah diwariskan secara turun-temurun, memastikan rasa autentik yang tidak berubah sejak awal berdirinya usaha. Rasanya yang manis, gurih, dan pedas berpadu sempurna dengan kaldu bening soto, menciptakan sensasi rasa yang berbeda dan sulit dilupakan. Inilah yang membuat soto di tempat ini tidak hanya unik, tetapi juga memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta kuliner yang ingin merasakan sesuatu yang berbeda dari soto pada umumnya.
Selain itu, daging ayam kampung yang digunakan juga menjadi daya tarik tersendiri. Eppy mengatakan, “Kami selalu pakai ayam kampung.” jelasnya. Kaldu bening yang dihasilkan dari proses memasak ayam kampung ini memiliki rasa yang kaya dan autentik, berpadu sempurna dengan sambal kecap khas yang mereka sajikan. Kombinasi unik antara kelezatan kaldu dan sensasi pedas-manis dari sambal kecap menciptakan cita rasa soto yang istimewa.
Pernah Dikunjungi Presiden
Tempat makan ini telah menjadi tempat persinggahan bagi banyak orang, termasuk sosok penting seperti Presiden Joko Widodo. "Bapak Jokowi pernah makan di sini," ujar Eppy bangga, sembari menunjukkan foto kenangan kunjungan Presiden pada tahun 2021 tersebut yang terpajang di dinding warung menjadi salah satu momen paling berkesan bagi Eppy. Meski sederhana, kehadiran seorang presiden di warung ini menjadi bukti bahwa cita rasa yang mereka tawarkan mampu menarik perhatian siapa saja.
Beradaptasi dengan Selera Zaman
Seiring berjalannya waktu, Eppy menyadari bahwa selera masyarakat mulai berubah. Orang-orang kini lebih peduli pada kesehatan dan cenderung menghindari makanan berlemak. Hal ini mendorongnya untuk tetap mempertahankan rasa autentik sambil menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
“Orang-orang sekarang ini lebih peduli sama kesehatan. Mereka cenderung lebih suka kuah-kuah bening,” katanya. Oleh karena itu, soto di tempat ini diracik dengan kaldu yang ringan tetapi tetap kaya rasa. Sambal kecap yang khas tetap disediakan sebagai pilihan bagi pelanggan yang ingin menambah cita rasa.
Tetap Eksis hingga Generasi Selanjutnya
Meski banyak tempat makan baru bermunculan, usaha keluarga ini tetap bertahan di tengah persaingan. Konsistensi dalam rasa dan pelayanan menjadi kunci utama. Setiap pelanggan yang datang disambut dengan kehangatan layaknya keluarga, menciptakan pengalaman bersantap yang tak hanya memuaskan lidah, tetapi juga menyentuh hati. Selain itu, komitmen untuk tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi dan mempertahankan resep turun-temurun membuat usaha ini memiliki daya tarik tersendiri yang sulit ditandingi oleh para pesaingnya. Hal inilah yang membuat pelanggan setia terus kembali, bahkan merekomendasikan tempat ini kepada orang lain.
Ia juga mulai melibatkan anak-anaknya untuk belajar mengelola usaha ini. Harapannya, tradisi ini bisa diteruskan hingga generasi selanjutnya. “Ya tetap eksis sampai generasi berikutnya,” ujarnya penuh harap.
Pesona Kesederhanaan
Tempat makan ini memang tidak menawarkan dekorasi modern atau fasilitas mewah, tetapi justru itulah daya tariknya. Suasana hangat dan sederhana membuat pelanggan merasa seperti makan di rumah sendiri. Bagi banyak orang, tempat ini bukan sekadar tempat makan, tetapi juga tempat yang penuh kenangan.
Kisah Bapak Eppy dan tempat makan soto sambal kecapnya adalah bukti bahwa tradisi dan keaslian rasa dapat bertahan di tengah perubahan zaman. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia berhasil menjaga warisan keluarganya tetap hidup, sekaligus menghadirkan cita rasa yang tetap relevan dengan selera modern. Soto legendaris ini tidak hanya mengisi perut, tetapi juga menghangatkan hati siapa saja yang mencicipinya. Seperti harapan Eppy, warisan ini akan terus eksis, menjadi bagian dari cerita kuliner Yogyakarta, dan menginspirasi generasi berikutnya untuk terus menjaga tradisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H