Mohon tunggu...
Silvi Violina
Silvi Violina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya Silvi Violina. Biasanya orang-orang memanggil saya Oi. Saya memiliki hobi melukis dan memasak. Sebagai salah satu orang yang menyukai seni, saya merasa kuliner adalah bentuk seni yang bisa dinikmati dengan segala indra, seperti halnya seni lukis atau musik, kuliner juga memiliki ekspresi yang bisa menyentuh hati dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Soto Legendaris Sambal Kecap: Menjaga Rasa, di Tengah Perubahan Zaman

23 Desember 2024   19:49 Diperbarui: 24 Desember 2024   17:21 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat Makan Soto Ayam 61 (Sumber dokumentasi pribadi)

Seiring berjalannya waktu, Eppy menyadari bahwa selera masyarakat mulai berubah. Orang-orang kini lebih peduli pada kesehatan dan cenderung menghindari makanan berlemak. Hal ini mendorongnya untuk tetap mempertahankan rasa autentik sambil menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. 

“Orang-orang sekarang ini lebih peduli sama kesehatan. Mereka cenderung lebih suka kuah-kuah bening,” katanya. Oleh karena itu, soto di tempat ini diracik dengan kaldu yang ringan tetapi tetap kaya rasa. Sambal kecap yang khas tetap disediakan sebagai pilihan bagi pelanggan yang ingin menambah cita rasa. 

Tetap Eksis hingga Generasi Selanjutnya

Meski banyak tempat makan baru bermunculan, usaha keluarga ini tetap bertahan di tengah persaingan. Konsistensi dalam rasa dan pelayanan menjadi kunci utama. Setiap pelanggan yang datang disambut dengan kehangatan layaknya keluarga, menciptakan pengalaman bersantap yang tak hanya memuaskan lidah, tetapi juga menyentuh hati. Selain itu, komitmen untuk tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi dan mempertahankan resep turun-temurun membuat usaha ini memiliki daya tarik tersendiri yang sulit ditandingi oleh para pesaingnya. Hal inilah yang membuat pelanggan setia terus kembali, bahkan merekomendasikan tempat ini kepada orang lain.

Ia juga mulai melibatkan anak-anaknya untuk belajar mengelola usaha ini. Harapannya, tradisi ini bisa diteruskan hingga generasi selanjutnya. “Ya tetap eksis sampai generasi berikutnya,” ujarnya penuh harap. 

Pesona Kesederhanaan

Tempat  makan ini memang tidak menawarkan dekorasi modern atau fasilitas mewah, tetapi justru itulah daya tariknya. Suasana hangat dan sederhana membuat pelanggan merasa seperti makan di rumah sendiri. Bagi banyak orang, tempat ini bukan sekadar tempat makan, tetapi juga tempat yang penuh kenangan. 

Kisah Bapak Eppy dan tempat makan soto sambal kecapnya adalah bukti bahwa tradisi dan keaslian rasa dapat bertahan di tengah perubahan zaman. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia berhasil menjaga warisan keluarganya tetap hidup, sekaligus menghadirkan cita rasa yang tetap relevan dengan selera modern. Soto legendaris ini tidak hanya mengisi perut, tetapi juga menghangatkan hati siapa saja yang mencicipinya. Seperti harapan Eppy, warisan ini akan terus eksis, menjadi bagian dari cerita kuliner Yogyakarta, dan menginspirasi generasi berikutnya untuk terus menjaga tradisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun