Berdasarkan data Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskajar) Kemdikbudristek saat ini sudah hampir 70 persen satuan pendidikan di seluruh Indonesia telah menerapkan Kurikulum Merdeka melalui Program Sekolah Penggerak, SMK Pusat Keunggulan, dan Implementasi Kurikulum Mereka Jalur Mandiri. Kurikulum Merdeka banyak memberikan program baru di dunia pendidikan salah satunya adalah Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang dikenal dengan sebutan P5.
Apa itu P5 ?
P5 merupakan kegiatan yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). P5 mempunyai beberapa tujuan, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar lingkungan, memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan sebagai proses penguatan karakter siswa, serta menjadi wadah untuk belajar dari lingkungan sekitar. Bentuk kegiatan dari Program P5 ini bermacam-macam dan sudah ditetapkan melalui tema tema pokok yang menjadi dasar terlaksananya Program P5 di sekolah.
Sebelum diterapkannya kegiatan P5 dalam Kurikulum Merdeka ini, siswa hanya belajar di ruang kelas saja tidak jarang siswa merasa bosan dan tidak memiliki kreativitas pada dirinya sendiri. Kurikulum yang dahulu diterapkan terlalu menekankan hafalan dan kurang mendorong pemecahan masalah atau berpikir kritis yang dapat membatasi kreativitas siswa serta minimnya kebebasan berpikir bagi siswa, siswa sering diarahkan untuk mengikuti instruksi secara ketat, sehingga jarang diberi kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide baru atau solusi alternatif yang membuat mereka kurang mempunyai kreativitas dalam dirinya.
Dilansir dari situs resmi kemdikbud.go.id. menuliskan bahwa sesuai dengan namanya, P5 adalah proyek pengembangan karakter pelajar Indonesia agar para pelajar menjadi pelajar yang menghidupi nilai-nilai Pancasila. Menjadi Pelajar Pancasila, itulah tujuan pelaksanaan P5 di dalam Kurikulum Merdeka. Tujuan itu bisa dicapai ketika aktivitas proyek lebih mengedepankan proses dibandingkan hasil. Tujuan utamanya terlihat dari aktivitas proyek yang dilakukan oleh siswa, dan aktivitas berbasis proyek ini tentunya akan membuat siswa menjadi lebih mempunyai ide-ide kreatif serta inovatif dalam berpikir untuk membuat proyek apa yang akan mereka lakukan bersama di sekolah. Dengan adanya P5 siswa diajak untuk mengintegrasikan kreativitas, kolaborasi dan inovasi dalam proses belajar disekolah.
Menurut hasil studi dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dalam asesmen keterampilan kreatif, kemampuan berpikir kreatif siswa Indonesia berada di urutan terbawah. Hanya 5 persen dari siswa Indonesia dinilai mahir berpikir kreatif, sementara lebih dari 50 persen peserta didik Singapura dinilai mampu menunjukkan pola pikir kreatif. 31% siswa Indonesia memiliki kemampuan dasar berpikir kreatif, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata di seluruh negara OECD siswa harus bisa berpikir kreatif dan inovatif sebagai siswa.
Wah rendah sekali ya tingkat kreativitas siswa di Indonesia, memangnya apa sih kreativitas itu?
Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk menemukan, menciptakan dan membuat ide ide yang baru. Kreativitas siswa dalam pembelajaran adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau mengembangkan hal-hal yang sudah ada dalam proses pembelajaran. Siswa yang mempunyai rasa ingin tahu yang lebih tinggi dan ingin mencoba sesuatu hal yang baru dan bisa untuk mengembangkannya bisa dikatakan sudah mampu untuk berpikir kreatif. Peningkatan kreativitas siswa merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan belajar siswa yang tidak hanya berdampak pada prestasi akademik, tetapi juga pada kemampuan mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam dunia nyata.
Dengan adanya Program P5 dapat meningkatkan daya cipta siswa untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif. Seperti contohnya, pada sekolah yang sudah menerapkan Program P5 yaitu MAN 16 Jakarta, tepat dibulan November 2024 MAN 16 Jakarta melaksanakan Program P5 dengan kegiatan Pagelaran Harmoni dalam Karnaval Budaya Nusantara dengan tema : Bhinneka Tunggal Ika.
Â
Dalam kegiatan P5 ini tentunya siswa diajarkan untuk bisa berpikir kreatif mengenai apa yang harus mereka persiapkan untuk menunjukkan pagelaran ini. Sekolah yang belum menerapkan P5 belum tentu melakukan kegiatan pagelaran karnaval budaya seperti ini, tentunya peningkatan kreativitas siswanya tentu berbeda. Dengan Program P5 ini semoga dapat menjadikan siswa di Indonesia dapat membentuk serta meningkatkan rasa kreativitas dari dalam diri mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H