Pembelajaran berdiferensiasi itu bukan rencana kompleks dan sulit. Tapi dia bisa tercipta dari hasil refleksi panjang seorang guru dalam memahami siswa-siswanya. Sejauh ini saya merasakan bahwa tidak sulit memahami dan mengenali siswa. Namun selama ini saya menyadari bahwa saya kurang memperhatikan bagaimana dia senang belajar.Â
Tapi pengalaman pembelajaran yang baru saja saya lakukan, saya menjadi mengerti bahwa berpindah tempat, dikelompokan dalam kelompok yang lebih kecil namun kondusif serta berada di luar ruangan bisa menjadi kondisi ideal beberapa orang di dalam kelas untuk belajar. Sekalipun saat itu sedang ada kelas "listening".
Saya juga menyadari satu hal, menghadirkan pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu realisasi peran sebagai pemimpin pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan murid. Usaha menuntun dan menciptkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna adalah yang ingin diajarkan oleh modul ini kepada para calon guru penggerak. Selain itu, nilai-nilai pada guru penggerak juga sangat berperan dalam menyiapkan pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan belajar murid. Mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi ini adalah wujud dari nilai reflektif, inovatif dan berpihak kepada murid.
Selain itu, menyepakati nilai-nilai kelas yang kita percaya termasuk kegiatan yang harus dilakukan. Keyakinan pada nilai yang sama dapat menciptakan suasana yang kondusif. Siswa percaya bahwa gurunya sedang mengusahakan yang terbaik untuk mereka, dan mereka juga akan membantu diri mereka sendiri agar belajar ini mencapai tujuannya dengan menyenangkan. Beruntung sekali saya sudah mempelajari mengenai penerapan disiplin positif pada modul 1.4. Saya mengerti sekarang mengapa kami mempelajari penerapan budaya positif sebelum akhirnya mempelajari bagaimana memenuhi kebutuhan belajar murid.Â
Sebelum episode pembelajaran yang bermakna ini kami mulai, semua orang harus mempunyai nilai di dalam diri mereka, terutama untuk dapat saling mengjargai di dalam kelas dan bekerja sama dalam mencapai suatu kondisi yang kondusif agar pembelajaran dapat terjadi. Saya setuju semua siswa harus merasa bahagia untuk masuk ke dalam kelas.Â
Tapi belajar adalah proses yang membutuhkan keseriusan. Mereka harus mampu melawan kejenuhan, dan serius dalam mengikuti prosesnya. Mereka sendiri harus punya target, bahwa ilmu baru harus mereka bawa pulang hari ini. Dengan demikian, mereka akan berhasil dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H