Mohon tunggu...
Silvi Febrina Candra
Silvi Febrina Candra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Jambi

Merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jambi angkatan 2022.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelanggaran HAM dalam Konflik Israel-Palestina

16 Mei 2024   10:36 Diperbarui: 16 Mei 2024   10:39 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik Israel-Palestina telah menjadi sumber konflik dan ketegangan yang tak kunjung usai di wilayah Timur Tengah. Di balik retorika politik dan klaim sejarah, satu hal yang jelas adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi dalam konflik ini. Baik Israel maupun Palestina telah terlibat dalam tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma HAM internasional, menyebabkan penderitaan yang tak terhingga bagi warga sipil dan merusak prospek perdamaian jangka panjang di wilayah tersebut.

Penindasan dan Pembatasan oleh Israel

Israel telah lama dituduh melakukan pelanggaran HAM serius terhadap warga Palestina. Salah satu contohnya adalah kebijakan pembangunan pemukiman yang melanggar hukum internasional. Pemukiman-pemukiman ini tidak hanya melanggar hak-hak dasar penduduk Palestina, tetapi juga merongrong kemungkinan tercapainya solusi dua negara yang diakui secara internasional. Selain itu, blokade Gaza yang diberlakukan oleh Israel juga telah memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Pembatasan ini menghambat akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan, yang secara langsung melanggar hak-hak asasi manusia warga Palestina. Kondisi ini telah menciptakan krisis kemanusiaan yang berkelanjutan di Gaza, dengan dampak yang merugikan terhadap kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat setempat. Tindakan Israel dalam menanggapi protes damai di Tepi Barat dan Gaza sering kali melibatkan penggunaan kekuatan yang berlebihan. Tentara Israel telah menggunakan peluru tajam dan amunisi mematikan lainnya terhadap para demonstran, yang sering kali termasuk anak-anak dan warga sipil yang tidak bersenjata. Penggunaan kekuatan berlebihan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.

Kekerasan dan Represi oleh Pihak Palestina

Meskipun Israel sering kali menjadi fokus kritik internasional, pihak Palestina juga harus bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang mereka lakukan. Salah satu contoh yang paling mencolok adalah penggunaan roket dan serangan terhadap warga sipil Israel oleh kelompok-kelompok militan Palestina seperti Hamas. Serangan-serangan semacam ini tidak hanya melanggar hukum perang, tetapi juga menyebabkan penderitaan dan ketakutan di antara warga sipil Israel, termasuk anak-anak dan keluarga. Di samping itu, pemerintah otoriter di Tepi Barat dan Gaza juga telah dituduh melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Represi terhadap aktivis hak asasi manusia, wartawan, dan oposisi politik, serta penangkapan dan penahanan tanpa pengadilan yang adil, semuanya merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Pembatasan terhadap kebebasan berbicara, berkumpul, dan berorganisasi juga telah menghambat upaya-upaya perdamaian dan rekonsiliasi di antara masyarakat Palestina.

Mendesak untuk Tindakan dan Solidaritas Internasional

Dalam menghadapi pelanggaran HAM yang terus berlanjut di konflik Israel-Palestina, sangat penting bagi komunitas internasional untuk bertindak. Negara-negara di seluruh dunia harus menekan kedua belah pihak untuk menghormati hak asasi manusia dan hukum internasional. Ini bisa dilakukan melalui sanksi ekonomi, pemangkasan bantuan militer, atau panggilan kepada lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelidiki pelanggaran HAM dan memperjuangkan keadilan. Selain itu, solidaritas global dengan warga Palestina yang menderita sangat penting. Ini termasuk dukungan bagi organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia yang bekerja di wilayah konflik, serta mendesak pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi warga sipil yang rentan terhadap kekerasan dan penindasan.

Pengakhiran Impunitas dan Mendorong Dialog

Penting juga untuk mengakhiri impunitas bagi pelaku pelanggaran HAM di kedua belah pihak. Hukum internasional harus ditegakkan dengan tegas, dan mereka yang bersalah atas pelanggaran HAM harus diadili di hadapan pengadilan yang adil. Hanya dengan menegakkan akuntabilitas, perdamaian jangka panjang dan rekonsiliasi dapat tercapai. Upaya-upaya untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina harus didorong melalui dialog, negosiasi, dan kompromi yang dilakukan dengan itikad baik oleh kedua belah pihak. Solusi yang berkelanjutan dan adil harus mengakui hak-hak asasi manusia semua pihak dan menghormati kepentingan kedaulatan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat Israel dan Palestina.

Kesimpulannya, konflik Israel-Palestina telah menimbulkan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya bagi warga sipil di kedua sisi konflik. Pelanggaran HAM yang terus terjadi memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut dan menghambat upaya-upaya perdamaian. Dengan mendesak tindakan dan solidaritas internasional, serta mendorong akuntabilitas dan dialog antara kedua belah pihak, kita dapat bergerak menuju penyelesaian yang adil dan berkelanjutan untuk konflik ini.

Penulis: Silvi Febrina Candra, Budi Ardianto, S.H., M.H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun