Biasanya anak yang keberatan ini akan japri via WhatsApp, atau menyampaikannya langsung di kelas.
Hal ini sekaligus juga saya lakukan sebagai sarana edukasi siswa. Â Mereka belajar memahami etika dalam membagikan foto atau video, baik yang menampilkan diri sendiri, maupun bersama teman-temannya.
Tips Terhindar dari Oversharenting
Agar tidak terjebak dalam oversharenting, berikut 4 hal yang bisa Anda lakukan.
Tetapkan Tujuan Posting
Sebelum mengunggah foto atau video anak, ada baiknya kita berpikir sejenak, apa tujuan saya mengunggahnya?Â
Posisikan diri kita sebagai anak. Apakah kita nyaman jika anak lain memberikan komentar atas unggahan kita? Serta pertanyaan-pertanyaan lain, tentunya.
Pakai "Mata" Orang Lain
Jika kita belum bisa mempertimbangkan baik buruknya, ada baiknya kita bertanya ke orang terdekat, aman tidak saya mengunggah foto ini.Â
Anda bisa bertanya pada suami, saudara, atau sahabat. Â Menggunakan "mata" orang lain, membantu kita tidak terjebak dalam oversharenting.Â
Minta Izin
Sekalipun masih anak-anak, biasakan meminta izin sebelum  kita mengunggah foto/video mereka.Â
Meskipun masih anak-anak, mereka tetap punya privasi. Jangan sampai  hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti ribut antara orang tua-anak. Atau yang lebih buruk, disalahgunakan orang jahat.
Begitu juga saat kita mengunggah foto atau video yang melibatkan anak orang lain. Biasakan meminta izin sebelumnya, karena tiap keluarga memiliki nilai yang berbeda.
Jangan Ragu Minta Maaf
Sebagai manusia, meskipun kita telah menjadi orang tua, kemungkinan salah selalu ada. Berbesar hatilah untuk meminta maaf kepada anak. Sampaikan tujuan kita mengunggah foto/video mereka. Dengan demikian, keinginan dari kedua belah pihak dapat bertemu.