Begitu istimewanya momen lebaran. Ia menjadi ajang kumpul keluarga dan handai taulan. Apalagi sambil menyantap hidangan khasnya.
Opor ayam dan ketupat menjadi hidangan identik lebaran. Ditambah lauk dan sayur lain khas tiap daerah. Atau juga hidangan istimewa, resep keluarga turun temurun.
Tak lengkap rasanya lebaran tak ada ketupat. Begitu pula dengan kami. Namun, ada yang istimewa dari ketupat keluarga kami.
Ialah ketupat kacang. Selalu jadi primadona. Mengapa dan bagaimana membuatnya? Baca terus, ulasan berikut!
Cerita Ketupat Kacang Sang Primadona
Saya mengenal ketupat kacang dari Ibu. Beliau meneruskan resep ini dari almarhumah neneknya.
Saat Ibu masih kecil, nenek dan warga kampungnya di Lebak, Banten memasak ketupat kacang untuk dibawa ke masjid. Â Ketupat kacang dimasak saat Ramadan, biasanya saat malam isi dan kosong atau disebut malam genap ganjil 10 hari terakhir Ramadan.
Orang-orang yang menghidupkan masjid malam-malam ini bisa membawa pulang ketupat kacang, sajian dari warga.
Ketupat kacang berbeda dengan ketupat biasa. Rasanya gurih. Perpaduan antara beras, kacang tunggak, dan parutan kelapa.
"Zaman dahulu susah cari makanan. Jadi ketupat kacang dibuat supaya bisa dimakan tanpa lauk, " ujar Ibu.
Memang benar, tanpa tambahan lauk apapun, ketupat ini mampu menggoyang lidah.