Mohon tunggu...
Silvie Mariana
Silvie Mariana Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Penulis buku 30 Suplemen Menulis untuk Guru Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bunda Kanjeng, Ratu Antologi yang Tetap Produktif di Masa Purna

22 Juni 2023   11:31 Diperbarui: 22 Juni 2023   11:35 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Dra. Sri Sugiarti, M.Pd. atau akrab dipanggil Bunda Kanjeng. Mendapat gelar Ratu Antologi karena saat ini beliau telah menulis seratus lebih antologi dan 51 buku solo.   

Bunda Kanjeng menyukai dunia literasi sejak SMP. Bunda pun tumbuh dalam keluarga yang mencintai dunia literasi. Tak heran, meskipun sempat ditinggalkan karena kesibukan dengan keluarga dan pekerjaan, passion Bunda Kanjeng akan dunia literasi kembali muncul pada 2013 lewat berbagai komunitas menulis dan menimba kuliah S-2.

Mengapa literasi sangat penting dalam kehidupan manusia?  Tentu saja, literasi membantu memahami informasi yang kompleks. Literasi juga menjadi pengembangan pribadi, akses ke pengetahuan berbagai disiplin ilmu, dan menjadi aset dalam pasar kerja.

Better late than never, begitu prinsip Bunda Kanjeng yang disampaikan dalam materi ke-2 KBMN PGRI ke-29. Dalam pertemuan bertema "Writing is My Passion" ini Bunda banyak sharing mengenai pengalamannya yang sarat inspirasi.

Apresiasi dari salah seorang penulis Gramedia mendorong Bunda kembali mengumpulkan tulisan-tulisannya.  "Saya harus jadi penulis, motivator, narasumber, dan virus literasi."  Begitu "mantra" Bunda Kanjeng saat itu.

Tak main-main, mantra ini Bunda laksanakan dengan giat berbagi ilmu di komunitas, menjadi editor, dan motivator.  Selain mengajak 'kruntelan' dalam buku antologi, Bunda juga menulis buku solo dengan banyak genre. Yang terbaru adalah Cerdas Berkarakter Menyongsong Generasi Emas dan Self Healing by Writing.

Untuk menjadi penulis hebat, Bunda tak segan berbagi kiat yang bisa kita praktikkan.

  • Membaca secara luas.  Dengan membaca kita mendalami proses dalam memperluas wawasan, kosakata, serta mendapatkan ide-ide baru.
  • Menulis secara teratur. Hal ini akan meningkatkan kemampuan menulis sehingga kita mudah 'naik kelas.'
  • Mengenali audiens.  Seorang penulis harus tahu sasaran tulisannya.  Hal ini akan membantu kita dalam menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan menambah daya tarik tulisan.
  • Edit tulisan dengan cermat.  Periksa hal-hal penting seperti tata bahasa, ejaan, dan struktur kalimat. Baca baik-baik tulisan kita untuk memastikan konsistesi argumen kita dan menyempurnakan detail-detail penting.

Sedangkan untuk writing preparation, Bunda memberikan langkah sebagai berikut.

  • Menggali dan menemukan gagasan melalui pengamatan langsung, kajian pustaka, atau brainstorming.
  • Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca untuk menentukan warna tulisan dan meyakinkan bahwa tulisan kita marketable.
  • Menentukan topik.  Setelah menetapkan hal nomor 2 di atas, pastikan topik sesuai sasaran pembaca.
  • Membuat outline secara garis besar dengan memperhatikan kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.
  • Mengumpulkan bahan untuk referensi dan memperkaya sudut pandang penulis.

Dalam sesi tanya jawab, Bunda berbagi tips yang dapat dijadikan inspirasi, khususnya penulis pemula.

  • Menulis dan berbagi kebaikan dengan menulis adalah profesi mulia. Rehat sejenak atau alihkan dengan membaca bacaan ringan jika kita mengalami writers block. 
  • Jaga semangat menulis. Salah satunya dengan berada dalam komunitas menulis.
  • Atasi keraguan menulis dengan menulis yang disukai dan kuasai. Gunakan prinsip 5 W 1 H.
  • Buat kerangka atau mind map untuk memudahkan menulis. Beri waktu untuk mengendapkan tulisan  untuk kemudian kita perbaiki.

Memasuki 2 tahun masa purnanya, tak menyurutkan Bunda untuk aktif di dunia literasi.   Bunda malah terus semangat berbagi dan mendampingi komunitas penulis, seperti dalam KBMN PGRI ke-29 ini.

Writing is my passion tampaknya melekat pada diri Bunda. Di akhir sesinya beliau berpesan agar selalu berada dalam komunitas menulis, saling menyemangati, dan sabar dalam menjalani proses menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun