Kesimpulannya, meliburkan pendidikan selama sebulan penuh di bulan Ramadan mungkin terlihat seperti solusi praktis, tetapi bukanlah pendekatan yang ideal dalam konteks pendidikan modern. Sebaliknya, mengintegrasikan nilai-nilai Ramadan ke dalam proses pendidikan adalah cara yang lebih bijak untuk memastikan bahwa peserta didik tetap produktif dan mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Ramadan bukanlah waktu untuk berhenti, melainkan waktu untuk maju dengan semangat baru, baik dalam ibadah maupun dalam pendidikan. Dengan pendekatan yang tepat, Ramadan dapat menjadi momen untuk memperkuat nilai dan prestasi, menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kokoh.
Penulis: Silvia Zahrotul JannahÂ
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris – Universitas Sunan Giri)
Dibimbing oleh: Mohammad FatoniÂ
(Dosen Pendidikan Bahasa Inggris – Universitas Sunan Giri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H