Mohon tunggu...
Silvia Yuadmiras
Silvia Yuadmiras Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Learning how to Learn

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Pendidikan Indonesia

27 Desember 2022   21:25 Diperbarui: 27 Desember 2022   21:54 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: /id.pinterest.com/Silvia Yuadmiras

Ki Hadjar Dewantara adalah bapak Pendidikan Nasional. Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 

Sedangkan pendidikan memberi tuntutan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Peran pendidikan diibaratkan seorang petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berubah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuannya. Artinya bahwa sebagai pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar peserta didik yang berbeda-beda (berorientasi pada anak). 

Kita harus bisa memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat peserta didik (merdeka belajar), tetapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkat kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. 

Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai pendidik harus membekali keterampilan kepada peserta didik sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. 

Dalam konteks pembelajaran sekarang, ya peserta didik harus dibekali ilmunya dengan kecakapan abad 21. Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai pendidik.

Adapun pendidikan di Indonesia, ditemukan praktik pendidikan yang membelenggu kemerdekaan peserta didik, baik itu sebelum maupun sesudah kemerdekaan. Dimana sebelum kemerdekaan itu, seperti:

  • Pendidikan hanya diberikan untuk kaum bangsawan
  • Pemerintah Hindia Belanda menyediakan sekolah profesi
  • Pendidikan cenderung meniru pembelajaran Barat yang lebih mengutamakan intelektual dan bersifat individualisme
  • Pendidikan yang diperoleh rakyat Indonesia yaitunya menjahit, membuat infrastruktur.

Adapun praktik pendidikan yang membelenggu kemerdekaan peserta didik sesudah kemerdekaan, yaitunya:

  • Kebijakan sekolah yang langsung menjuruskan peserta didik berdasarkan nilai lapor atau ujian
  • Tidak meratanya sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia
  • Guru dibelenggu dengan tugas administrasi yang begitu rumit
  • Kebijakan fullday school yang membuat peserta didik banyak menghabiskan waktu disekolah
  • Padatnya materi dan kompleksnya capaian kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.

Terlepas dari permasalahan tersebut salah satu upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitunya adanya kurikulum merdeka. Disamping itu, untuk pendidikan disekolah sosok pendidik diharapkan dalam proses pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan kodrat anak yang masih suka bermain. Lihatlah ketika anak-anak sedang bermain pasti yang mereka rasakan adalah "kegembiraan" dan itu membuat suatu kesan yang membekas di hati dan pikirannya. 

Hal terpenting yang harus dilakukan seorang pendidik adalah menghormati dan memperlakukan peserta didik dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya. Melayani peserta didik dengan setulus hati, memberikan teladang (Ing Ngarso Sung Tulodho), membangun semangat (Ing Madyo Mangun Karso) dan memberikan dorongan (Tut Wuri Handayani) bagi tumbuh kembangnya peserta didik. Menuntun peserta didik menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga peserta didik akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pemahaman yang saya peroleh bahwasanya untuk menjadi pendidik tentulah perlu menerapakan sikap yang sabar, ikhlas dan menempatkan diri sebagai orang tua, karena pada dasarnya peserta didik adalah anak-anak dari pendidik disekolah dan peserta didik kita memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan unik. 

Tidak memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik supaya peserta didik tidak meniru ataupun melihat tindakan tersebut. Jadilah pendidik yang kedatangannya diharapkan oleh peserta didik dengan cara menempatkan diri sebagai orangtua ataupun teman peserta didik, ciptakan lingkungan yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun