Pada April 2018 mendatang, hubungan kerja sama Indonesia dengan Jepang telah mencapai umur 60 tahun. Bermula dari Perjanjian Perdamaian dan Persetujuan Pampasan pada tahun 1958, kini relasi mutualistik antarkedua negara terus berkembang hingga ke sektor pariwisata, perdagangan, kebudayaan, pendidikan, dan investasi. Jepang bahkan menjadi negara kedua terbesar yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan total US$ 1,6 miliar yang tersebar dalam 425 proyek berdasarkan data realisasi investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Triwulan III 2016. Salah satu proyek terbesar adalah pembangunan MRTÂ (Mass Rapid Transit) sebagai langkah pengembangan insfrastruktur di bidang transportasi.
Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jepang dalam bidang transportasi didasarkan pada Memorandum of Cooperationdi sektor transportasi yang ditandatangani oleh Kementrian Perhubungan Republik Indonesia dengan Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism of Japan pada 3 Desember 2010Â (DepHub, 2011). Perjanjian ini bertumpu pada kepentingan Indonesia dalam merealisasikan kerja sama penguatan infrastruktur sektor pelabuhan, perkapalan, bandar udara, dan kereta api berkecepatan tinggi. Di sisi lain, pihak Jepang menandatangani perjanjian ini demi menjaga hubungan baik dengan Indonesia dalam rangka ekspansi penguasaan bisnis di negara berkembang.
Rencana konstruksi MRT di Indonesia sebenarnya telah tertera dalam agenda pembangun negara di tahun 1990-an, era Presiden Suharto. Namun, berkaitan dengan Krisis Finansial Asia yang berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia, proyek MRT belum dapat terlaksana. Setelah kondisi ekonomi Indonesia pulih, pemerintah Indonesia resmi membuat kesepakatan perjanjian kredit dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar 75 miliar Yen untuk membangun sistem MRT di Jakarta, pada tahun 2008. Perjanjian ini didasarkan pada urgensi untuk memperbaiki Ibu Kota Jakarta yang notabene adalah pusat perekonomian Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, populasi di Jakarta meningkat sebesar 1,3 kali. Angka kebutuhan kendaraan ikut naik dan diperkirakan akan terus meningkat untuk ke depannya. Dengan jumlah kendaraan sebesar ini, kemacetan lalu lintas yang parah dan polusi udara menjadi persoalaan penting yang harus diselesaikan.
Menindaklanjuti perjanjian pinjaman JICA , pada tahun 2011 diadakan pertemuan yang membahas isu-isu transportasi kedua negara di Tokyo, Jepang. Dalam pertemuan kali ini, proyek MRT menjadi salah satu topik penting pembahasan. Pasalnya, pembangunan kereta api canggih berkecepatan super ini menjadi target prioritas perwujudan Master PlanPercepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2015. Dua tahun berselang, pemerintah Indonesia memutuskan untuk merealisasikan mega proyek MRT setelah lama tertunda. Konstruksi fase 1 proyek MRT resmi dimulai pada 10 Oktober 2013 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden RI, Joko Widodo. Kali ini, Indonesia bergerak cepat dengan menggandeng Jepang sebagai mitra Manajemen Data Konsultasi Sistem MRT 2013.
Proses pengerjaan proyek MRT dibagi menjadi enam kontrak kerja sama dalam bentuk konsorsium (joint operation). Untuk area Depot dan Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, dan Cipete Raya berada di bawah tanggung jawab Tokyu -- Wijaya Karya Joint Operation. Obayashi -- Shimizu -- Jaya Konstruksi menangani daerah Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sedangkan untuk area transisi Senayan, Istora, Bendungan Hilir, dan Setiabudi serta area Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia berturut-turut dikerjakan oleh Shimizu -- Obayashi -- Wijaya Karya -- Jaya Joint Venture dan Sumitomo -- Mitsui-Hutama Karya Joint Operation. Pengerjaan sistem perkeretaapia, rel, dan rolling stock dikerjakan oleh Mitsui & Co. -- Tokyo Engineering Corporation -- Kobe Steel, Ltd -- Inti Karya Persada serta Sumitomo Corporation.
Sebagai investor, tentu Jepang memiliki pertimbangan besar sebelum menanamkan modalnya di Indonesia. Sampai saat ini, Indonesia memiliki sistem perekonomian yang stabil dan berkelanjutan. Di tahun 2025, Indonesia bahkan diprediksi akan menjadi negara dengan perekonomian nomor 4 terkuat di dunia, berdasarkan studi oleh PricewaterhouseCoopers. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa Jepang terus gencar mengucurkan uangnya untuk pembangunan Indonesia. Selain alasan persahabatan, pundi-pundi keuntungan yang didapatkan Jepang akan terus berlipat. Apabila Jepang menunjukkan kinerja yang baik dalam penanganan proyek MRT kali ini, sangat besar kemungkinan bahwa Jepang akan menjadi mitra Indonesia dalam mega proyek selanjutnya.
Di sisi lain, keputusan Indonesia untuk memilih Jepang sebagai mitra kerja sama dalam pembangunan MRT tak lain karena Jepang merupakan negara yang maju di bidang transportasi. Dengan menjadikan Jepang pemegang dan penasihat konstruksi, Indonesia mengharapkan adanya hasil yang maksimal. Â Sistem angkutan yang terintegrasi di pusat-pusat kota akan menjadi wajah masa depan Indonesia.
Dalam hal ini, Indonesia menunjukkan tendensinya untuk menjalin relasi yang baik dengan negara-negara maju. Sebagai negara yang sedang memfokuskan diri untuk membangun, sudah seharusnya Indonesia memperluas dan meningkatkan intimasi kerja sama dengan negara-negara tersebut. Oleh karena itu, adalah sangat bijak keputusan Indonesia untuk terus memperbaiki dan mempertahankan hubungan timbal balik positifnya dengan Jepang.
Daftar pustaka:
"Proyek dan Perkembangan MRT Jakarta".MRT Jakarta. 2017. Web. 25 Februari 2018.
"Signing of Japanese ODA Loan with the Indonesia: Mitigating traffic congestion through construction of mass rapid transit". Japan International Cooperation Agency. 4 Desember 2015. Web. 25 Februari 2018.
"Indonesia Japan Discuss Transportation Issue". Ministry of Transportation Republic of Indonesia. 1 Agustus 2011. Web. 25 Februari 2018.
"JICA President Tanaka Holds Talks with Indonesian President Joko Widodo". Japan International Cooperation Agency. 2 April 2015. Web. 25 Februari 2018.
"Hubungan Saling Menguntungkan Indonesia-Jepang". PresidenRI.go.id. 16 Januari 2017. Web. 25 Februari 2018.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H