Mohon tunggu...
Silvia Rizky
Silvia Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Silvia

Mari Membaca!!!!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pesaing Internasional

16 November 2021   20:12 Diperbarui: 16 November 2021   20:25 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kompetisi global yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia membawa implikasiimplikasi dalam kehidupan. Baik dalam dunia bisnis, politik, sosial dan budaya dan juga transformasi ideologi. Bagi organisasi bisnis, bisnis global akan memiliki kecenderungan pada aktifitas transaksi finansial semata, namun sudah mengarah pada interaksi kemasyarakatan seperti pembentukan perserikatan bisnis internasional, kerjasama antar dua atau lebih perusahaan multinasional yang didesain untuk meraih keuntungan secara bersama. 

Dalam kaitan dengan uraian di atas Frazie mengatakan bahwa sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia telah memberikan kesempatan yang berarti bagi perusahaan-perusahaan asing yang secara tradisional menggantungkan pada para expatriatenya untuk memobilisasi dan menjaga operasi perusahaan-perusahaan tersebut di Indonesia. Dengan memperhatikan berbagai tantangan yang dihadapi dan kompleksnya penyikapan yang harus dilakukan, maka akan sangat dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang benar-benar berkualitas dan mampu bersaing.

Sumber daya manusia yang memiliki komitmen terhadap perusahaan dan siap berkompetisi menghadapi tantangan adalah harta yang sangat berharga diantara sumber daya lain yang dimilki oleh perusahaan, baik yang tangible maupun intangible. Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan harus didistribusikan dan dialokasikan sedemikian rupa dengan cara tertentu sehingga dapat menyediakan keunggulan bersaing dan ini merupakan suatu bentuk tujuan manajemen strategik. Memahami tipe ketrampilan, pola perilaku serta sikap yang dibutuhkan untuk mendukung rencana strategik.

Perkembangan ekonomi di dunia menuntut terjadinya kerjasama berbagai negara dalam keterlibatan semua kegiatan yang mempengaruhi adanya persaingan. Tak jauh berbeda dengan negara lain, Indonesia juga dihadapkan dengan berbagai perubahan. Istilah “ekonomi pasar” yang menjadi topik penting pada saat kampanye pemilihan presiden tahun 2004. 

Tidak mudah memperkenalkan model ekonomi pasar yang sesungguhnya untuk rakyat Indonesia, apalagi selama ini kita di didik untuk mengenal jargon-jargon ekonomi Pancasila, demokrasi ekonomi atau ekonomi kerakyatan. Bahkan pada awal kemerdekaan ekonomi Indonesia banyak menghadapi tantangan dalam menentukan sistem ekonomi yang sesuai dengan dasar negara yaitu pancasila.

Seperti halnya dengan negara-negara tetangga yang mendahulukan kepentingan ekonomi kerakyatan dari tingkat terbawah seperti Jepang, Kore, China, Singapura dan Malaysia, Indonesia sudah sepatutnya melakukan hal yang sama sejak semula. Namun kenyataan tidaklah demikian. Sistem ekonomi Indonesia sejak kemerdekaan yang sudah 76 tahun umurnya, sistem ekonomi yang berkembang masih bersifat liberal kapitalistik pasar bebas sekaligus dualistik.

Strategi yang dibutuhkan untuk bersaing dipasar Internasional berfokus pada pilihan-pilihan strategi dalam upaya mengembangkan perusahaan keluar-batas national menuju pasar-pasar luar negri (pasar macro). Pada kenyataannya perusahaan yang ingin memimpin dipasar harus berpikir dalam konteks kepemimpinan business skala universal. 

Dengan semakin terbukanya pasar-pasar national terhadap pasar universal, tingkat persaingan menjadi forward bagi perusahaan-perusahaan regional melawan perusahaan-perusahaan dari luar negeri. Kemajuan teknologi informasi serta komunikasi nyaris meniadakan batas-batas wilayah geografis Negara, bahkan pasar global yang mulai terbentuk menawarkan berbagai peluang bagi perusahaan domestik untuk berkembang keluar, namun pada saat uang bersamaan juga menghadirkan berbagai tantangan ancaman serta risiko- risiko lainnya.

Perusahaan menghadapi banyak alternatif pada cara berpartisipasi pada pasar internasional. Mereka yangg memiliki pengalaman pada pemasaran internasional menyadari bahwa perlu melakukan pemasaran tanpa memperdulikan pengaturan penetapan pemasok. Perusahaan yang  berikan komitmen dalam pemasaran menyelidiki pelanggan pada luar negeri akibatnya memiliki  pengetahuan yg amat mendalam tentang pasar "luar negeri" yang bukan asing lagi, namun adalah pasar yg terletak dalam lokasi geografi eksklusif misalnya pasar yg lain. 

Ini adalah pelaksanaan fundamental menurut konsep pemasaran. Jika diterapkan, keadaan ini membentuk perumusan taktik pemasaran yg mengintegrasikan unsur produk, harga, distribusi & kenaikan pangkat menggunakan cara tepat, konsisten menggunakan kekuatan & kelemahan perusahaan & produk pada samping fenomena persaingan.

Perusahaan yang telah mengembangkan strategi pemasaran yang memadai kemudian akan mampu membuat keputusan mengenai pengaturan penetapan pemasok yang paling efektif. Pilihan strategi yang memadai adalah kompleks dan selalu melibatkan unsur resiko dan ketidakpastian. 

Suatu perusahaan pada dasarnya berkeinginan untuk menjadi pemimpin atau leader dalam suatu industri yang berkaitan dengan produk yang dihasilkannya. Untuk mencapai keinginannya dalam abad ke 21 ini perusahaan harus berfikir secara global,  bukan lagi berkeinginan mengembangkan usaha dalam lingkup domestik dan berfikir untuk menjadi pemimpin pasar (market leadership). Globalisasi dalam bidang ekonomi mempercepat langkah negara-negara yang sebelumnya tertutup bagi perusahaan-perusahaan asing untuk membuka pasar mereka. 

Saat ini, internet memungkinkan komunikasi dan koordinasi yang cepat dan efektif antara unit-unit dan operasi global. Teknologi juga memfasilitasi relasi bisnis ke bisnis, misalnya antara pemasok dan pelanggan dalam meningkatkan kecepatan dimana dengannya inovasi tersebar diseluruh negeri. Arus globalisasi juga mengharuskan seluruh perusahaan didunia siap melakukan persaingan secara global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun