Halo semua!
Kembali lagi dengan artikel laman kompasianaku, pada artikel kali ini mungkin sedikit berbeda karena disini saya akan menceritakan ketangguhan seorang anak yang duduk di bangku SMA yang rela bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
Mungkin bagi sebagian orang, hidup tidaklah mudah untuk dijalani dan terasa keras. Meskipun demikian, sekeras apapun dan sepahit apapun kehidupan harus tetap dijalani. Dengan berhasilnya kita melewati tantangan kehidupan dan menyelesaikan masalah, menjadikan kita tumbuh menjadi pribadi tangguh dan ksatria.
Cerita ini saya ambil dari wawancara saya bersama seorang anak yang duduk di bangku SMA meskipun masih berusia 16 tahun, namun anak ini sangat tangguh. Anak tersebut bernama Bagus, ia bekerja sebagai tukang harian di sebuah home industri sepatu.
Bagus namanya, ia anak seorang anak buruh tukang cuci dan setrika, sedangkan ayahnya meninggal karena terkena penyakit stroke saat Bagus berusia 13 tahun. Meskipun ia tidak lagi memiliki seorang ayah, namun Bagus berusaha sebaik mungkin agar bisa menggantikan figur seorang ayah dalam keluarganya. Bagus memiliki 2 orang adik yang saat ini duduk di bangku SD dan SMP. Bagus sangat sayang sekali kepada adik-adiknya.
Setiap hari Bagus bekerja menjadi tukang harian pada home industri sepatu, hal ini ia lakukan agar bisa menyenangkan hati adik adiknya dan membantu perekonomian keluarga. Ibunya hanya seorang buruh cuci dan setrika ke rumah rumah tetangga, dengan hasil pendapatan yang tak menentu.Â
Selain itu, jika tidak ada pekerjaan cuci dan setrika, Ibu Bagus juga membuat kue untuk dijual , kedua adiknya juga ikut membantu menjualnya. Terkadang jika penyakit asma ibunya kambuh, beliau sudah tidak kuat lagi untuk bekerja.
Saat ini, Bagus duduk di bangku SMA kelas 2, setiap pagi ia berangkat ke sekolah, Bagus biasanya pulang dari sekolah pukul 1 siang. Setelah itu Bagus tidak langsung pulang kerumah seperti anak anak lainnya, akan tetapi ia langsung berangkat bekerja menjadi tukang harian. Saat berangkat sekolah ia sudah membawa pakaian ganti dan bekal untuk bekerja nanti sorenya, hal ini sudah menjadi rutinitas Bagus selepas pulang sekolah.
Bagus selalu memakai sepeda pancal miliknya untuk bersekolah dan bekerja, ia tidak iri kepada teman teman sebayanya yang sudah memakai sepeda motor saat kemana mana, karena Bagus memiliki fikiran untuk memperbaiki perekonomian keluarga dahulu. Bagus sangat ingin menyenangkan hati adik adiknya, biasanya ketika gajian Bagus membelikan kebutuhan sekolah dan kebutuhan sehari hari untuk adik dan keluarganya.
Meskipun terasa berat, namun Bagus dan adik adiknya ikhlas dalam menjalaninya. Perasaan malu mereka buang jauh jauh, demi memperbaiki perekonomian keluarga. Kedua adik Bagus biasanya membantu Ibunya untuk menjual kue, dengan menitipkan kue tersebut kepada pedagang di kantin sekolah mereka dan penjual kue keliling. Mereka mengawali berangkat ke sekolah lebih awal agar bisa membantu Ibunya menjual kue kue tersebut.
Sudah hampir dua tahun Bagus menjalani pekerjaan ini, awalnya Bagus tidak bekerja saat duduk di bangku SMP karena pendapatan Ibunya masih cukup membiayai Bagus dan kedua Adiknya untuk bersekolah dan memenuhi kebutuhan sehari hari.Â
Namun semakin hari kebutuhan hidup semakin banyak dan biaya hidup semakin mahal. Akhirnya Bagus mencari pekerjaan yang bisa ia sambi dengan bersekolah, alhamdulillah ia memperoleh tawaran untuk bekerja menjadi tukang harian di sebuah home industri sepatu, awalnya Bagus tidak mempunyai skill sama sekali, namun semenjak ia bekerja, Bagus berusaha mengasah sedikit demi sedikit skill yang dimilikinya.Â
Penghasilan Bagus sedikit demi sedikit ia kumpulkan, sehingga bisa membantu perekonomian keluarga. Alhamdulillah kata Bagus rezeki dari Allah swt selalu datang dari arah yang tak disangka sangka asal kita mau berusaha dan mensyukurinya.
Saat menjalani kehidupannya, Bagus tidak melupakan kewajiban dia sebagai seorang pelajar. Meskipun pagi bersekolah, selepas pulang sekolah Bagus bekerja, ia tetap bisa mempertahankan semangat belajarnya. Selepas bekerja pada malam hari biasanya Bagus mengerjakan tugas dan belajar. Bagus di sekolah tergolong anak yang pintar, ia bisa mempertahankan rangking 3 besar saat di sekolah. Terkadang juga Bagus mengajari adik adiknya disaat ia memiliki waktu luang.
Dalam diri Bagus ia menanamkan dalam dirinya meskipun ia bukanlah orang yang beruntung dan berkecukupan, ia tidak ingin menjadi seorang peminta minta. Ia berperinsip tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Ia juga menanamkan kepada adik adiknya agar jangan sampai menjadi seorang peminta, lebih baik adik Bagus belajar dirumah dan membantu Ibunya.Â
Karena hal ini Bagus dituntut lebih dewasa, ia rela jika ia saja yang membantu ibunya dengan ia bekerja.
Ketika aku bertanya kelak bagus saat dewasa bercita cita menjadi apa?
Ia menjawab ingin menjadi seorang pengusaha besar yang sukses, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri dan bisa membantu orang orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Bagus ingin membantu orang lain agar dapat bekerja sehingga memiliki penghasilan dan bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka agar mencapai kehidupan yang lebih baik
Terlahir dari keluarga berkecukupan mungkin menjadi harapan bagi semua orang. Namun jalan kehidupan manusia sudah ditetapkan dalam takdir Sang Maha Kuasa.Â
Segala rintangan yang datang harus dijalani dengan lapang dada dan keyakinan yang kuat dalam perjalanan kehidupan. Selalu bersyukur terhadap rezeki apapun yang kita dapatkan adalah kunci kebahagiaan dalam menjalani kehidupan, karena sejatinya tidak ada rasa menderita bagi orang yang pandai bersyukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H