Mohon tunggu...
Mariana Silviani
Mariana Silviani Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyuka Kopi dan Puisi di pagi hari

Wanita berhati puisi, bersajak dengan semesta di bawah rinai mentari pagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Semesta

22 Agustus 2021   22:12 Diperbarui: 22 Agustus 2021   22:30 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin bertanya

Apakah kau sudah terluka cukup lama?

Karena dosa manusia

Lantas kami harus bagaimana?

Menerima ini dengan rasa seperti apa?

Jujur hati dan jiwa kami sudah tidak sejalan

Siapa yang lebih dulu menyerah!

Manusia, Tuhan atau alam semesta?

Aku mencarimu dalam doa

Yang aku jumpai adalah keresahan

Aku mencarimu pada media sosial

Yang aku jumpai malah kebohongan

Aku mencarimu lagi pada alam semesta

Yang aku dapat malah kehancuran

Lantas siapa yang berhak salah

Semesta!

Aku tau tangisanmu sudah kering

Tapi aku takut ketika kau menangis lagi

Yang aku lihat nantinya

Bukan korban KDRT

Tapi korban yang kau ciptakan

Entah apa pun itu aku tidak tau pasti

Baru saja aku membaca surat kabar

Ragaku sudah merinding

Apakah doaku akan tetap setia

Ketika kau memberi luka

Aku harus sudah berjaga-jaga

Karena aku tidak tau saat semuanya tidak terjaga

Mungkin raga dan jiwa telah melayang

Tapi ampun beribu ampun

Beri kami kesiapan

Kami tau, kami sering bernegosiasi

Hingga akhirnya merusak bumi

Kau pun pata hati

Hingga pandemi tak kunjung berhenti

Jakarta, 22 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun