China dan beberapa negara anggota ASEAN telah lama berselisih di Laut China Selatan. Karena wilayah ini berdekatan dengan zona ekonomi eksklusifnya, terutama di sekitar Kepulauan Natuna, Indonesia merasakan dampak konflik tersebut, meskipun tidak mengklaimnya. Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai ancaman yang dapat ditimbulkan oleh konflik di Laut China Selatan terhadap kedaulatan, keamanan, dan ekonomi Indonesia.
Sengketa di Laut China Selatan mengancam banyak kepentingan penting Indonesia. Klaim China atas wilayah yang berbatasan dengan perairan Kabupaten Natuna merupakan bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, yang merupakan ancaman terbesar bagi kedaulatan Indonesia di wilayah tersebut. Klaim China atas Kepulauan Natuna membahayakan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu contoh nyata dari ancaman ini adalah kasus illegal fishing yang sering terjadi di kawasan Natuna. Kasus-kasus ini menjadi rumit karena melibatkan kapal patroli milik negara lain, seperti Vietnam dan China, yang berusaha melindungi kapal nelayan mereka. Pada Februari 2019, Angkatan Laut Indonesia menangkap empat kapal pencuri ikan berbendera Vietnam di perairan Natuna, yang kemudian diintervensi oleh kapal patroli Vietnam.Â
Insiden serupa juga terjadi dengan kapal-kapal China, yang sering kali mendapat perlindungan dari kapal pengawas pantai China. Ini menunjukkan bahwa tindakan negara-negara tersebut tidak lagi mengindahkan perbatasan dan kedaulatan Indonesia. Jika sengketa ini tereskalasi menjadi perang, besar kemungkinan bahwa konflik tersebut akan meluas hingga ke wilayah Indonesia, menimbulkan ancaman militer yang serius.
Pengalaman dan kemampuan militer China memberikan kepercayaan diri yang tinggi bagi negara tersebut dalam situasi konflik dengan Indonesia.
Salah satu contoh ancaman keamanan ini adalah peristiwa yang terjadi di perairan Natuna, di mana kapal patroli Indonesia sering berhadapan dengan kapal pengawas pantai China. Misalnya, pada tahun 2016, kapal patroli Indonesia menangkap sebuah kapal China yang diduga melakukan penangkapan ikan ilegal di perairan Natuna. Namun, saat kapal tersebut digiring ke dermaga, kapal pengawas pantai China muncul dan menuntut agar kapal tersebut dilepaskan.
Ekonomi Indonesia juga sangat terpengaruh oleh konflik di Laut China Selatan. Selain memiliki cadangan gas alam yang signifikan di dasar laut, wilayah ini merupakan pusat perikanan. Di Indonesia,namun masih belum mampu memaksimalkan potensi tersebut.
Peluang besar untuk menjadi jalur ekonomi dunia tersedia karena posisi geopolitis strategis Indonesia yang menghubungkan negara-negara ekonomi maju. Selat-selat strategis seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok terletak di dalam wilayah NKRI dan berfungsi sebagai jalur ekonomi global. Namun, potensi ekonomi ini dapat terhambat oleh konflik di Laut China Selatan.
Selain itu, ketegangan yang terjadi antara China dan negara-negara lain di Laut China Selatan dapat berdampak pada stabilitas ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Perang dagang yang semakin memanas antara Amerika Serikat dan China juga meningkatkan tekanan pada ekonomi Indonesia, yang dapat menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan dan arus modal keluar.
Kedaulatan, keamanan, dan ekonomi Indonesia kini diancam oleh konflik di Laut China Selatan. Kekuasaan Indonesia di wilayah perairan Natuna seringkali terancam oleh berbagai peristiwa yang melibatkan kapal-kapal dari negara-negara yang bersengketa. Mengingat kekuatan militer China yang luar biasa, eskalasi konflik ini dapat menimbulkan ancaman militer yang signifikan. Selain itu, konflik ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan, karena Indonesia memiliki potensi ekonomi maritim yang besar dan posisi strategisnya di jalur ekonomi dunia. Akibatnya, di tengah konflik yang berlangsung di Laut China Selatan, Indonesia harus terus memperkuat pertahanan dan diplomasi untuk mempertahankan kedaulatannya.
https://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/414/285/
https://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jdp/article/view/1380
https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jipsi/article/view/880
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H