Jum'at ini,
Kawanku merangkul dan berkata.
Bukan tak boleh ambisi.
Dan bukan untuk melanggar asasi.
Namun coba tengok, hukum tak terealisasi.
Longgar untuk makhluk berdasi.
Mengeruk dengan ambisi.
Bedebah yang berlagak suci.
Aku tahu semua itu.
Namun apa daya kita dimata penguasa.
Orasi sana sini, lelah pun dirasa toa.
Turun ke jalan, diawali Indonesia Raya.
Berdiri mengumandangkan ikrar mahasiswa.
Bukan wakil rakyat yang ada depan muka.
Tapi barakuda.
Kawanku mendekap.
Aku pun tahu, kawan.
Kau pun tahu, pemimpin disana tenang-tenang saja.
Padahal kita berdiri disini atas nama bangsa.
Lalu jika kita sudah terbungkam, apa negeri ini beda cerita?
Kau lihat meja hijau bilang tak bersalah.
"Papah" langsung sehat tersenyum cerah.
Andai meja hijau katakan salah.
Entah tipu seperti apa yang dilayangkan "papah" .
Kawan, jika kau lelah.
Keluarlah dulu dari barisan.
Kau akan dengar jeritan dan tangisan.
Dan akan ku pastikan.
Kau kembali dengan penyesalan.
Penyesalan abadi saat aku tak berada disisi.
Hanya mampu melirik tanpa memberi solusi.
Padahal kritisi hal politisi.
Berisi namun hidup dalam ambisi.
Seperti kembung namun dehidrasi.
Selamat hari pahlawan, kawan!
Tetap teguh dijalan perjuangan.
Panjang umur perjuangan!
📷 Foto ini diambil saat Aksi Nasional Rapot Merah 3 Tahun Jokowi-JK oleh BEM SI, 20 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H