Mohon tunggu...
Silvia Maulidina Rochmah
Silvia Maulidina Rochmah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Airlangga

A Girl Who Loves about Research, Business, and Something About Occupotional Safety and Health. I'm an Active Person, A Team Work, and such A Problem Solver Person.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Harness Hang Syndrome: Mengenal Lebih Dekat dengan Musibah yang Dapat Mengancam Nyawa dalam Sekejap di Ketinggian!

10 Juni 2024   21:20 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tentu tahu bahwa seorang yang bekerja di ketinggian akan membutuhkan alat bantu dalam melakukan pekerjaannya. Namun tahukah Anda bahwa mengenakan alat bantu pun dapat mengancam nyawa jika tidak tahu betul akan prosedurnya? Ya, alat bantu ketinggian yang dapat mengancam nyawa jika tidak mengetahui prosedurnya yaitu alat guna mengangkat seseorang untuk mencapai di ketinggian, biasa disebut dengan Body Harness. Body Harness adalah salah satu Alat Pelindung Diri di ketinggian, seseorang yang bekerja di proyek akan familiar dengan Body Harness. Seringkali orang merasa aman jika memakai Body Harness karena tidak akan terjatuh dari ketinggian. Namun faktanya, Alat Pelindung Diri bernama Body Harness ini dapat mengambil nyawa hanya dalam 5 menit!

Apa itu Harness Hang Syndrome?
Harness Hang Syndrome ialah kondisi dimana seorang pekerja di ketinggian mengalami cedera serius akibat tekanan dari Body Harness karena terjatuh dari ketinggian. Harness Hang Syndrome atau yang biasa disebut dengan Suspension Trauma ini dapat mengancam nyawa saat tidak mengetahui pertolongan pertama yang tepat. Tekanan pada tubuh saat terjatuh dan pada posisi vertikal (tegak lurus) dengan kaki menjuntai ke bawah dapat mengancam nyawa dalam sekejap. Mengapa bisa demikian? Yuk simak penjelasan berikut!

Mengapa Harness Hang Syndrome dapat Mengancam Nyawa?
Saat terjatuh pada posisi vertikal (tegak lurus) dan kaki menjuntai ke bawah dengan tidak adanya pergerakan sehingga memberikan efek kehilangan kesadaran bahkan kematian pada korban. Periode serangan dari Harness Hang Syndrome ini terbilang cepat dan tidak dapat ditebak. Selain itu, akibat posisi vertikal (tegak lurus) daya gravitasi akan menarik darah sehingga berkumpul di daerah kaki. Berkumpulnya darah di kaki mengakibatkan sirkulasi darah ke organ lain, terutama jantung dan otak jadi berkurang.Karena sirkulasi darah tidak lancar dan pasokan oksigen di otak tidak memadai, hal ini mengakibatkan penurunan kesadaran pada korban.

Apakah Anda Mengetahui Gejala Harness Hang Syndrome?
Gejala Harness Hang Syndrome yaitu sensasi panas pada tubuh, keringat dingin, kehilangan kesadaran, bahkan kematian dalam rentang waktu singkat jika korban tidak segera diberikan pertolongan.

Siapa yang Berisiko Mengalami Harness Hang Syndrome?
1. Seseorang yang bekerja dengan mengenakan Alat Pelindung Diri Body Harness
2. Seseorang yang bekerja di ketinggian
3. Seseorang yang tidak tahu penanganan pertama ketika jatuh di ketinggian saat memakai Body Harness

Pertolongan Pertama yang dapat Anda Lakukan!
1. Panggil cepat petugas P3K, jika bisa dalam waktu tidak lebih dari 10 menit sudah mendapat pertolongan dari petugas P3K.
2. Jika petugas P3K tidak kunjung datang dalam waktu lebih dari 10 menit, pastikan korban selalu menggerakkan kaki dan angkat lutut hingga seperti posisi duduk agar sirkulasi darah tidak berhenti.

Pencegahan yang dapat Anda Lakukan!
1. Agar sirkulasi darah tidak berhenti, pastikan selalu menggerakkan tubuh terutama pada bagian kaki.
2. Pastikan tidak tergantung pada posisi vertikal (tegak lurus)
3. Pastikan selalu ada Safety Strap pada saat penggunaan Body Harness
4. Pada saat bekerja di ketinggian, pastikan tidak sendiri dan berada dalam tim
5. Pastikan perusahaan atau instansi terkait pekerjaan memberikan edukasi pada pekerja di ketinggian terkait prosedur penggunaan Body Harness, terkait pertolongan pertama saat terjatuh, pencegahan terjadinya Harness Hang Syndrome, pelatihan sebelum eksekusi, pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan lain lain.

Kesimpulan:
1. Gejala: Respons fisiologis normal tubuh terhadap suspensi vertikal yang tidak bergerak menyebabkan penurunan curah jantung, perfusi otak, dan volume darah. Hal ini menyebabkan gejala seperti pusing, diaphoresis, mati rasa pada ekstremitas, perubahan penglihatan, atau mual.
2. Faktor Risiko: Individu yang berisiko mengalami trauma suspensi termasuk mereka yang menggunakan Body Harness untuk bekerja atau berekreasi, seperti pekerja konstruksi, pemanjat tebing, dan penambang. Penggunaan Body Harness yang tidak pas atau pelatihan yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko Harness Hang Syndrome.
3. Manajemen: Penanganan Harness Hang Syndrome yang tepat melibatkan penyelamatan yang cepat dan penanganan awal sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Hal ini termasuk memastikan korban dalam posisi yang nyaman, memberikan penyangga tungkai bawah, dan mempertahankan sirkulasi yang memadai sampai penyelamatan tersedia.
4. Pencegahan: Langkah-langkah pencegahan termasuk memastikan peralatan yang tepat dan sesuai, melakukan pengujian suspensi, dan memberikan edukasi tentang tanda-tanda peringatan dan potensi bahaya suspensi yang tidak bergerak dalam waktu lama.
5. Kontroversi: Istilah "Harness Hang Syndrome" telah dikritik oleh otoritas kedokteran pendakian, yang berpendapat bahwa kondisi ini tidak disebabkan oleh trauma dan harus disebut sebagai "Suspension Trauma". Namun ada yang mengatakan kebalikannya.
6. Penelitian atau Rekomendasi: Penelitian di masa depan harus berfokus pada penyelidikan mekanisme trauma suspensi menggunakan beberapa model tali pengaman, menciptakan tali pengaman yang lebih nyaman, dan mengeksplorasi dampak waktu penyelamatan dan ketinggian terhadap kondisi tersebut.

Kita tahu bahwa nyawa hanya Tuhan yang tahu, namun juga harus tetap memikirkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pastikan Anda atau kerabat Anda yang bekerja di ketinggian dan selalu mengenakan Body Harness mengetahui akan Harness Hang Syndrome ini. Sehat, Selamat,Semangat dalam bekerja! Salam Safety!

Referensi:
PT.Safety Sign Indonesia (2016). Mengerikan! Tergantung Di Full Body Harness Setelah Terjatuh, Pekerja Bisa Alami Suspension Trauma.
PT.Mandiri Maha Daya. Mengenal Lebih Dalam Harness Hang Syndrome/Suspension Intolerance.

Ditulis Oleh:
Silvia Maulidina Rochmah
Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
Surabaya, 10 Juni 2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun