Mohon tunggu...
SILVIA INDRIANI
SILVIA INDRIANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Prodi Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Masker Organik Kecantikan dengan Pemanfaatan Tumbuhan Moringa Melalui Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK Desa Buduan

2 September 2021   15:58 Diperbarui: 2 September 2021   16:17 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silvia Indriani merupakan mahasiswa sekaligus peserta KKN Back To Village (Pulang Kampung)  III Universitas Jember dari Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis. KKN atau Kuliah Kerja Nyata Back To Village III UNEJ tahun 2021 ini dilaksanakan oleh Universitas Jember dengan konsep kembali ke kampung halaman mahasiswa masing-masing. 

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Back To Village III Universitas Jember pada tahun 2021 ini juga memiliki tujuan yaitu pengabdian mahasiswa kepada masyarakat setempat yang berasal dari daerah mahasiswa KKN BTV III berada.

 Topik yang dipilih oleh mahasiswa adalah "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19" yang lokasi sasarannya di desa yaitu Desa Buduan, Kecamatan Suboh, Situbondo dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Akhmad Munif Mubarok S.Sos, M.Si. 

Program KKN BTV III ini dilaksanakan mulai 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021 secara online dan mandiri di desa masing-masing dengan syarat tetap mematuhi protokol kesehatan saat kegiatan penerjunan berlangsung.

Silvia memilih sasaran utama dari Program KKN BTV III ini yaitu ibu-ibu PKK yang berada di Desa Buduan, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo. 

Posisi desa ini berada di sebelah selatan pesisir utara, sebelah utara Kecamatan Suboh, sebelah barat Kecamatan Mlandingan dan sebelah timur Kecamatan Besuki. Agama mayoritas yang dipeluk oleh masyarakat Desa Buduan adalah agama Islam dengan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Madura. 

Selain itu, masyarakat di Desa Buduan  khususnya ibu-ibu PKK memiliki tingkat toleransi yang sangat erat dan tinggi menjadikan masyarakatnya hidup rukun tanpa memandang ras, suku, dan agama.

Desa Buduan memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani dan pedagang dari hasil pertanian maupun perkebunan. 

Kondisi cuaca yang panas di kawasan tersebut sangat baik untuk bercocok tanam, seperti palawija, padi, sayur-mayur, dan lain sebagainya menyebabkan kegiatan yang dilakukan selalu dalam lingkup pertanian, mulai dari budidaya hasil tanaman dan juga sayur-sayuran. 

Masyarakat sekitar khususnya ibu-ibu PKK dan para pedagang sayuran yang berada di Desa Buduan, mayoritas tidak mengetahui bahwasanya salah satu tumbuhan yaitu tumbuhan moringa dapat dijadikan suatu peluang baru dan memiliki banyak manfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun