Yang seperti kita ketahui Indonesia merupakan negara yang multikultural yang terdiri dari berbagai macam budaya, etnis, suku, ras dan agama. Maka dari itu kebudayaan pun pasti berbeda-beda dari suatu daerah dengan daerah lain dan maka dari itu kebudayaan Indonesia itu sudah pasti kaya dengan ragam budaya nya.Â
Artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai Peran Generasi Muda Dalam Mempertahankan Kebudayaan dan Masyarakat di Era Globalisasi.
Apa itu kebudayaan?Â
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, "menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar". Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.
Mungkin sering kali kita dengar bahwa Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kenapa Indonesia butuh generasi muda? karena sejarah Indonesia adalah sejarah generasi muda setiap peristiwa signifikan bagi tanah air ini adalah bentukan generasi muda.Â
Yang kita ketahui saat ini bahwa Masyarakat sangat sulit untuk menghindar dari derasnya perubahan akibat kecanggihan teknologi informasi. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, setiap orang 'terpaksa' terjatuh  pada masa yang dinamakan 'Era Globalisasi'. Maka Bahayanya hal ini justru terjadi kepada generasi muda  yang diharapkan menjadi penerus bangsa. Generasi muda  saat ini lebih memilih bermain dengan perangkat gadgetnya dibanding mempelajari budaya. Mall-mall juga begitu penuh dibanding sanggar-sanggar seni yang mengajarkan budaya lokal. Pengetahuan akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri.Â
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadangkala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.Â
Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan lebih jauh telah diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. (Selo Soemardjan,1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang berturun-temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakatnya sudah berganti karena kelahiran dan kematian.
Upaya menjaga dan melestarikan budaya merupakan tanggung jawab orang-orang didalamnya. Peran masyarakat sangatlah penting dalam melestarikan budaya, termasuk generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa ini. Tidak serta merta dalam politik saja, aset bangsa ini pun menjadi tanggung jawab besar bagi generasi muda. Lemahnya peran generasi muda dalam menjaga dan Mempertahankan Kebudayaan dan Masyarakat di era globalisasi masing-masing bisa dilihat dari trend gaya hidup yang banyak budaya modern yang kebarat-baratan.perkembangan yang muncul zaman sekarang diikuti dengan kemajuan teknologi serta fasilitas canggih yang banyak membantu kehidupan masyarakat.Â
Tampak ada perbedaan nilai pada generasi muda  zaman sekarang, hal tersebut tampak dari kecenderungan perilaku pada remaja jaman sekarang yang dihadapkan pada gaya hidup yang cenderung konsumtif dan mengutamakan kesenangan semata dan membuat remaja yang satu berbeda dengan yang lain Akibatnya, mereka kurang mengenal budaya daerah negeri sendiri apalagi bisa ikut mempelajari dan melestarikannya. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan beberapa upaya dalam mempertahankan kebudayaan dan masyarakat di era globalisasi.
Secara umum Budaya ialah kekayaan yang merupakan bentuk warisan dari nenek moyang  berupa keindahan seni, baik itu berupa keindahan seni musik, tarian, benda-benda, bahasa, dan sebagainya. Budaya selalu dimiliki oleh setiap wilayah dimana budaya merupakan peninggalan dari orang orang terdahulu yang menempati wilayah tersebut  serta diteruskan turun temurun ajarannya.
Lalu, bagaimana seharusnya para generasi muda menjalankan peran nya dalam mempertahankan kebudayaan dan masyarakat di era globalisasi?
1. Meningkatkan Kompetensi Budaya
Kompetensi budaya sangat penting karena dapat mendorong kemampuan seseorang untuk berinteraksi mengembangkan hubungan yang bermakna. Karena kompetensi mengenai kebudaya bangsa mampu membuat budaya lokal milik Indonesia tetap terjaga dalam jangka waktu yang lama.
2. Mengenal Seni dan Lagu Daerah
Generasi muda perlu mengenal kesenian dan kebudayaan Indonesia yang sangat banyak ragamnya. Dengan mengenal, akan lebih mudah untuk tertarik dan mempelajarinya. Selanjutnya akan muncul rasa ikut memilki dan pada akhirnya akan tumbuh rasa mencintai seni dan mengenal lagu-lagu daerah.
3. Memperkenalkan Kebudayaan Indonesia ke Dunia Internasional
Para generasi muda dapat mengenalkan budaya lokal Indonesia ke dunia internasional. Di era globalisasi ini dimana semua serba cepat dan canggih generasi muda tidak perlu lagi bersusah payah menelusuri seluruh negara, karena di era ini kita dapat dengan mudah mengakses semua negara dengan teknologi canggih, caranya sangat mudah kita tinggal membagikan foto atau video budaya lokal Indonesia ke media sosial yang dapat dilihat seluruh negeri.
Dan orang-orang, baik dari dalam negeri atau luar negeri dapat melihat budaya yang kamu unggah dan mengetahui budaya tersebut sebagai budaya lokal Indonesia.
Di era globalisasi, kita dapat dengan mudah menemukan budaya asing di Indonesia. Ketika hal ini terjadi, jangan mudah terpengaruh dan menjadikan budaya asing pada kehidupan sehari-hari.
Meski budaya asing terlihat lebih bagus dan modern, kamu masih tetap harus menjaga dan melestarikan budaya Indonesia.
Pintar dalam memilah-milah budaya asing dan jangan sampai kamu melupakan budaya Indonesia dan lebih memilih budaya asing. Generasi muda sangat rentan dengan perubahan, baik itu keburukan ataupun kebaikan. Pengaruh kebudayan juga merupakan ancaman bagi mereka.Â
Oleh karena itu, generasi muda harus ditantang untuk segera mencintai budaya sendiri dan menerima perkembangan budaya luar hanya sesuai dengan norma dan budaya kita karena hal ini sangat mengkhawatirkan dan siap menerkam para generasi muda. Seperti pergaulan bebas tanpa batas, narkoba, minuman keras dan hal lain yang sangat merugikan para generasi muda tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H