Mohon tunggu...
Silvia Azzahra
Silvia Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Nama saya Silvia Azzahra, Mahasiswi Universitas Pamulang, Fakultas Ilmu Pendidikan, Prodi PGSD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen-Z, Sudahkah Kita Berbahasa yang Baik?

24 Oktober 2024   10:46 Diperbarui: 24 Oktober 2024   10:56 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa adalah cerminan identitas dan budaya suatu bangsa. Bagi Gen-Z, generasi yang tumbuh di era digital, penggunaan bahasa sehari-hari sering kali dipengaruhi oleh media sosial, slang, dan bahasa asing. Hal ini menimbulkan pertanyaan, sudahkah kita  sebagai bagian dari Gen-Z, berbahasa yang baik dan benar?

Bahasa yang baik bukan hanya soal tata bahasa yang tepat, tetapi juga mencakup etika komunikasi. Di media sosial, sering kali kita melihat komentar dan unggahan yang menggunakan kata-kata kasar atau tidak pantas. Penggunaan bahasa yang kurang sopan ini dapat merusak citra diri dan hubungan antarindividu. Selain itu, bahasa yang tidak santun dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental orang lain.

Tidak dapat dipungkiri, media sosial memiliki dampak besar terhadap gaya bicara Gen-Z. Emojis, singkatan, dan meme menjadi bagian dari komunikasi sehari-hari. Meskipun ini membuat komunikasi lebih singkat dan efisien, kita harus berhati-hati agar tidak mengabaikan pentingnya penggunaan bahasa yang baik. Hal ini penting untuk memastikan pesan kita tetap jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Selain itu, pengaruh budaya asing juga mempengaruhi cara berbahasa Gen-Z. Banyak yang lebih memilih menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya dalam percakapan sehari-hari. Meskipun hal ini menunjukkan globalisasi dan keterbukaan, kita juga harus tetap menghargai dan mempromosikan bahasa ibu kita. Bahasa adalah warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Namun, berbahasa yang baik bukan berarti harus selalu formal. Konteks komunikasi sangat penting untuk diperhatikan. Dalam situasi santai, penggunaan bahasa gaul atau slang mungkin lebih diterima dan dapat mempererat hubungan. Namun, dalam konteks formal atau profesional, penggunaan bahasa yang sopan dan sesuai aturan tetap harus dijaga.

Sebagai bagian dari Gen-Z, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga etika berbahasa. Dengan memadukan tata bahasa yang baik, etika komunikasi, dan kesadaran akan konteks, kita dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan komunikasi yang sehat dan positif. Jadi, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk berbahasa yang baik dan benar dalam setiap situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun