Mohon tunggu...
Silvia
Silvia Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa manajemen komunikasi

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Populer Remaja Masa Kini

31 Maret 2023   13:18 Diperbarui: 31 Maret 2023   13:22 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum menuju ke pengertian budaya populer, ada baiknya kita membahas dan paham dahulu tentang kata "budaya", dan selanjutnya tentang "pop" atau "populer. Budaya dapat diartikan sebagai suatu proses umum perkembangan spritual,intelektual, dan estetis (williams, 1983). Pemahaman ini yang sangat mudah dipahami, arti lainnya faktor yang menyebabkan perkembangan budaya adalah faktor spritual, intelektual dan estetika para filsuf, seniman dan penyair yang bisa dicontohkan pada perkembangan budaya Eropa Barat.

Selanjutnya, budaya berarti sebuah pandangan hidup tertentu dari masyarakat atau kelompok tertentu (williams, 1983). Selain dari faktor intelektual dan estetisnya, jika menggunakan definisi ini bisa diartikan bahwa perkembangan sastra,hiburan, olahraga, dan reiligus pun berpengaruh dalam perkembangan budaya.

Selain itu Williams juga berpendapat bahawa budaya juga bisa merujuk kepada praktik dan karya intelektual yang difokuskan kepada aktivitas artistik (williams, 1983). Artinya, teks dan praktik itu memiliki fungsi utama untuk menunjukan, menandakan, bahkan memproduksi makna yang tentu. Budaya dalam definisi ini sinonim dengan yang disebut kamum strukturalis dan postrukturalis sebagai praktik penandaan. Dengan menggunakan definisi yang satu ini kita bisa merujuk kepada contoh budaya pop seperti opera, puisi, novel dan yang lainnya.

Dengan demikian jika berbicara tentang budaya populer, berarti menggabungkan makna budaya yang diatas. Makna pandangan hidup tertentu memungkinkan kita untuk membahas tentang praktik praktik seperti peryaan hari lebaran, liburan kepantai dan aktivitas subkultur sebagai contoh dari budayanya. Semua hal ini disebut sebagai budaya budaya yang hidup atau disebut praktik budaya. Praktik berkemaknaan bisa seperti opera, musik pop,komik sebagai contoh budaya pop. Budaya ini biasanya disebut sebagai teks budaya.

Kata "pop" diambil dari kata "populer" yang diartikan sebagai istilah ini menurut wiliams yaitu memberikan empat makna yakni :

  • Banyak disukai orang
  • Jenis kerja rendahan
  • Karya yang bertujuan untuk menyenangkan orang
  • Budaya yang dibuat untuk pribadi (williams, 1983)

Untuk mendefinisikan budaya pop sendiri perlu menyatukan dua istilah yaitu budaya dan populer. Ada yang menyatakan bahwa budaya pop itu ialah budaya yang disukai banyak orang seperti album album musik seperti noah, bts, dan grup musik lainnya, ada pula seperti pesta olahraga layaknya piala dunia atau semacamnya. Kesuksesan audiensi bisa dilihat dari riset pasar program tv atau sekarang lebih banyak pada streaming video yang lebih digemari masyarakat saat ini. Kedua, adapula menyatakan bahwa budaya pop ini suatu pertimbangan dari budaya rendah atau didefinisikan sebagai budaya "substandar" yang diuji meliputi seperangkat dari pertimbangan nilai raktik atauteks budayanya sendiri, contohnya pada kompleksifitas foral sebuah budaya pop yang mempertimbangkan moralitas sebagai metode untuk mempertimbangkan nilai tersebut. Kiritik budaya bisa juga menyatakan bahwa pada akhirnya semua akan masuk kepada tinjauan kritis terhadap teks atau praktiknya. Salah satu kesulitan besar yang dihadapi adalah
bagaimana caranya menjaga ekslusivitas budaya tinggi. Secara harfiah, sangat sulit
mengesampingkan ekslusivitas audiens suatu budaya tinggi (storey, 2006, p. 11).

Serial drama yang kini menjadi budaya ekspor terbesar ialah drama korea yang menjadi perkembangan industri penyiaran di korea. Perkembangan industri ini dipicu kompetisi ketat diantara jaringan pertelevisian dan jaringan siaran langsung platform digital mencapai rating tertingginya. Kebanyakan drama yang disiarkan adalah pada historis dan romantisme sehingga cocok dikonsumsi penonton berbagai negara salah satunya Indonesia. Media cetak hinggan sistem televisi itulah yang berdiri di pusat budaya (kelner, 2010). Drama korea merupakan media dimana budaya populer itu dibentuk, dalam penyebaran budaya dan kini semakin digemari dikalngan penonton, para penonton merasa bahwa menonton drama korea adalah suatu kebutuhan dengan menggunakan media tayangan sehingga hal ini menjadikan stasiun tv dan platform digital memiliki peran yang penting dalam kebutuhan. Hal ini membuat stasiun tv semakin bisa mempengaruhi penontonnya, sehingga semakin besar kemungkinan bahwa media dan pesan yang mereka produksi memiliki efek rating penonton. 

Menurut gramsci hegemoni ideologis merupakan proses dimana cara pemahaman tentang dunia realitas menjadi begitu nyata dan alami,sehingga memandang alternatif sebagai suatu yang tidak masuk akal dan tidak dapat terpikirkan. Bagi gramsci pengetahuan dan budaya popular telah menjadi arena penting bagi tempat pertarungan ideologi kekuasaan itu. Salah satu teks gramscian dalam cultural studies adalah resistance through ritual (jefferson, 1990).

Jika dianalisis melalui pandangan cultural studies fenomena kpop&drakor ini tidak hanya dipahami saja sebagai yang sedang tren sekarang, akan tetapi dibalik musik dan dramanya ada kepentingan politik dibaliknya. Kepentingan politik itu adalah strategi soft counter culture yang dilakukan oleh pemerintah korea, para kaum komoditas korea yang telah bekerjasama dengan kaum yang ada di Indonesia. Soft counter adalah strategi penjajahan secara halus melalui budaya, sangat disayangkan yang terjadi saat ini adalah budaya berpakaian dan gaya hidup menjadi lebih ke korea yang ada di drama atau musiknya,sehingga budaya Indonesia sendiri dianggap kuno bahkan sudah tidak masuk zaman lagi. Yang harus dipertahankan adalah budaya original kita sebagai bangsa Indonesia dan seharusnya kita mampu memodifikasi menjadi budaya yang kekinian dan tidak tertingal zaman sehingga budaya kita tetap ada dan lestari dimasa budaya pop kultur ini ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun