Mohon tunggu...
Silvia
Silvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student at President University

18 years old

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kecil-Kecil Ancam Laut, Yuk Kenalan Sama Mikroplastik!

2 Mei 2022   00:15 Diperbarui: 2 Mei 2022   01:06 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pinterest/Lisa Howard

Pencemaran lingkungan yang diakibatkan sampah plastik merupakan tantangan bersama. Ditambah sejak pandemi, aktivitas belanja online membuat sampah plastik terus bertambah. Masyarakat tidak boleh lengah dengan dampak yang akan ditimbulkan, khususnya adanya mikroplastik yang tidak terlihat namun membahayakan. 

Mikroplastik adalah sampah plastik yang terurai menjadi ukuran kecil yaitu kurang dari 5 milimeter. Mikroplastik muncul akibat proses pelapukan dari sampah plastik yang belum terurai dalam waktu 1000 tahun, bahkan lebih. Mikroplastik ini akan merusak ekosistem pesisir laut serta menjadi racun dalam siklus rantai makanan (food-chain) serta dapat berpengaruh pada kesehatan manusia. 

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi sampah plastik dengan menggunakan barang reusable (dapat digunakan kembali), seperti: 

1. Menggunakan botol minum pribadi

Penggunaan botol minum pribadi dapat membantu mengurangi sampah plastik, khususnya botol plastik dari air minum kemasan.

2. Memakai tas belanja

Siapkan selalu tas belanja untuk kamu pakai ketika kamu berbelanja. Hal ini dapat mengurangi konsumsi pemakaian kantong plastik. Gunakan tas yang berbahan ringan dan bisa dilipat, agar bisa selalu kamu bawa ketika berpergian.

3. Menggunakan stainless straw

Produk sedotan stainless dapat menjadi solusi untuk mengurangi sampah plastik dari sedotan. Jadi, ketika kamu membeli minuman di kafe, tidak perlu lagi meminta sedotan plastik dan cukup gunakan stainless straw ini.

4. Gunakan sikat gigi berbahan bambu

Ganti sikat gigi berbahan plastik ke sikat gigi berbahan bambu karena sikat gigi berbahan plastik ini harus sering diganti, akibatnya akan menambah jumlah sampah plastik. Alangkah lebih baik untuk menggunakan sikat gigi berbahan bambu, selain awet dan tahan lama, juga dapat mengurangi sampah plastik.

5. Mengganti alat makan plastik (sekali pakai) dengan bahan bambu 

Penggunaan bahan plastik untuk  makanan dan minuman sangat membahayakan bagi tubuh. Misalnya, sendok plastik. Jika kamu gunakan untuk makan, maka makanan beresiko terkontaminasi zat berbahaya dari plastik itu.

Jadi, perlu diketahui bahwa setiap zaman memiliki kondisi pencemaran laut yang berbeda akibat sampah. Maka dari itu, untuk ikut mendorong gerakan peduli kelestarian laut, mahasiswa Public Relations President University membentuk komunitas bernama Sea Savers yang peka terhadap masalah sampah laut. 

Webinar
Webinar "Give Solutions, Not Pollution" bersama DPP KNTI dan Greenpeace, Jumat (01/04/2022). Foto: Tangkapan layar Zoom/ Silvia
Sea Savers menggelar Webinar "Give Solutions, Not Pollution" yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sampah plastik demi terwujudnya ekosistem laut Indonesia yang bebas sampah. 

Dalam mendukung tujuannya, Sea Savers juga berkolaborasi dengan KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia), dan Greenpeace Indonesia yang merupakan organisasi kampanye lingkungan Internasional yang bergerak guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.

Tertarik dengan aktivitas yang dilakukan Sea Savers? Follow Instagram @seasavers.id agar tidak ketinggalan info-info terbarunya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun