Menjadi mahasiswa adalah sebuah proses menuju kedewasaan. Pada saat inilah, kita dituntut untuk bertanggung jawab atas diri sendiri, mulai dari mengatur waktu hingga mengelola finansial.Â
Biasanya, kekurangan uang sampai harus menahan lapar dan dahaga di penghujung bulan menjadi kasus yang sering dialami sebagian besar mahasiswa. Namun, berbeda dengan Irine Widya Maharani atau akrab disapa Airin ini, yang pandai mengatur keuangannya sendiri sejak masih kecil.
Menjadi anak tunggal dan berasal dari keluarga yang berkecukupan tidak membuatnya bergantung kepada kedua orang tuanya. Wanita kelahiran 22 November 2002 ini, pernah menempuh pendidikannya di SMPN 1 Cikarang Barat, lalu melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi di SMK Mitra Industri MM2100 dengan masuk di jurusan Akuntansi. Saat ini, ia sedang menempuh studi lanjutannya di salah satu kampus ternama dan bergengsi yakni President University.
Aktif Berorganisasi
Ilmu Komunikasi terkenal dengan tugas kuliah praktiknya yang banyak. Namun, tampaknya itu bukanlah penghalang bagi Airin. Meski sudah dijejali dengan berbagai teori dan praktik, ia belum berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkannya di dunia perkuliahan. Ia terus menggali potensi diri dan memuaskan hasratnya dengan mengikuti organisasi di dalam kampus.
Tak bisa dipungkiri, menjadi mahasiswa jurusanOrganisasi dalam kampus yang telah diikutinya adalah Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi, atau yang biasa dikenal sebagai President University Major Association Communications (PUMA COMM) dengan menjabat sebagai divisi bendahara di dalamnya. Di samping itu,ia pernah mengisi posisi sebagai bendahara dalam Organisasi Pramuka, dan menjadi sekretaris dalam Organisasi Angklung sejak masih SMK di Mitra Industri.
Belajar Dari PengalamanÂ
Mahasiswi Ilmu Komunikasi ini juga memiliki banyak pengalaman magang. Di antaranya tepat di pertengahan tahun 2018, ia magang di bagian Accounting di Swiss Belin Hotel, Cibitung. Lalu dilanjutkan di akhir tahun 2018 sampai awal tahun 2019, magang di bagian Purchasing Local and Warehouse Department di PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia. Saat pertengahan tahun 2019, ia magang di PT Schneider Electric Cikarang di bagian Receiving Warehouse Department.
Apa Sih, Rahasianya?Â
Saat kecil, ia memiliki prinsip untuk disiplin dalam menabung. Misalnya, selalu memasukkan uang saku yang diterima ke dalam tabungan. Tabungan tersebut digunakannya untuk investasi kecil-kecilan, di antaranya seperti membeli laptop dan handphone yang merupakan beberapa barang kebutuhan pribadi.
Selain itu, sumber pemasukannya juga dimanfaatkan untuk membuat usaha kecil sejak berumur 10 tahun, seperti warung jajanan rumahan, aksesoris, alat tulis, bahkan dessert. Dengan modal sekitar Rp88.000,- ia dapat meraih keuntungan hingga jutaan rupiah. Karena sudah mandiri sejak dini, membuat Airin tidak mengalami kesulitan untuk terus berusaha lebih.
"Aku pengen punya uang sendiri buat jajan, dan aku ga mau membebankan kedua orang tuaku. Jadi ,aku melatih diri untuk membuka usaha sedari aku masih kecil. Karena aku akan lebih bangga dengan hasil jerih payahku sendiri," tukasnya.
Untuk menghindari gaya hidup yang konsumtif juga, ia membuat daftar kebutuhan apa saja yang lebih penting setiap bulan. Melalui daftar tersebut, ia hanya akan terfokus pada barang-barang yang dibutuhkan saja. Inilah yang membuat Airin terus menerus memompa diri untuk mengatur keuangannya dengan baik karena akan menunjang rencana-rencana kedepannya.
"Ingat, prioritaskan barang kebutuhan, bukan barang keinginan," jelasnya.
Rumus "Ada dan Tiada" yang Digunakan Airin
Rumus "Ada dan Tiada" lah yang selama ini menjadi rahasia Airin dalam mengatur keuangannya. Rumus yang ia ciptakan sendiri ini, membuatnya mampu dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Bagaimana caranya?
Dalam seminggu, misalnya diberikan uang saku sebesar Rp500.000,- .Sebagai mahasiswa tentunya ia memiliki banyak kebutuhan dan keinginan, seperti untuk jajan, makan, ataupun membeli skincare untuk perawatan muka dan tubuh. Dengan hal ini, cara yang digunakannya adalah menganggap jika uang saku yang dimiliki "ada" senilai Rp400.000,- Â dan "tiada" senilai Rp100.000,- Â sehingga sisa uang yang dapat dipakai itu maksimal Rp400.000,- saja. Sisa dari bagian yang dianggap tiada, akan dimasukkan ke dalam tabungan. Namun, perlu diingat hal ini hanya berlaku saat di awal pendanaan masuk saja.
Ketika uang "tiada" tersebut sudah terkumpul setiap minggunya, maka sebulan sekali akan mendapatkan jatah lebih untuk bisa ditabung. Tabungan ini yang dapat menjadi Uang Darurat/ Uang Tak Terduga. Ditambah, ia selalu menerapkan pola pikir yang mengutamakan kebutuhan diatas keinginan.
Nah, terungkap sudah bagaimana Airin yang kini telah menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa karena dapat mengatur keuangan dengan baik. Semoga dengan adanya artikel ini, sahabat Kompasiana dapat terinspirasi dan mengelola keuangan lebih baik lagi ya!
"Walaupun punya sedikit uang, akan cukup bila digunakan untuk "HIDUP". Tapi, sebanyak apapun uangnya tidak akan pernah cukup untuk memenuhi "GAYA HIDUP. Jadi, ayo kita bijak dalam menggunakan uang!"
- Irine Widya Maharani
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H