Firda mengatakan pihak KRL telah melakukan upaya komunikasi mengenai perubahan tersebut dengan memasang banner di sekitar area stasiun, dan para announcer ikut memberikan informasi langsung kepada penumpang untuk memudahkan mereka ketika keluar/masuk stasiun.
"KRL ada tulisan diatasnya itu kalau tidak salah, dan orang announcer itu juga suka ngomongin. Selain itu, kita pasang banner-banner di jalan," jelasnya.
Skybridge yang membentang sepanjang 243 meter ini membuat penggunanya harus berjalan sekitar 4-5 menit untuk sampai pintu keluar. Banyak penumpang yang mengeluhkan jarak yang harus mereka tempuh.
Firda mengatakan bahwa banyak penumpang yang masih mengeluhkan jarak yang ditempuh ketika melewati skybridge, yang dianggap sangat jauh dan menguras tenaga. Ia juga menyoroti kurangnya fasilitas seperti kursi yang dapat menyulitkan lansia, serta kekhawatiran penumpang terhadap kondisi cuaca, terutama saat hujan yang membuat permukaan skybridge menjadi licin.
"Pas awal-awal pembukaan itu banyak banget ya mulai dari kejauhan pertama, terus ini kenapa sih dibutuhin, gak ada kursi terus kasian buat lansia terus kalau hujan tampias, licin kayak gitu," ujar Firda.
Kepadatan penumpang di stasiun meningkat pada jam sibuk, seperti saat keberangkatan dan kepulangan kerja, diperlukan peningkatan fasilitas untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi perjalanan penumpang.
Salah satu penumpang KRL, Delia berpendapat, penambahan eskalator sangat dibutuhkan, terutama pada jam sibuk seperti jam berangkat dan pulang kerja, di mana jumlah orang yang menggunakan skybridge meningkat. Penambahan eskalator diharapkan dapat membantu menjaga jarak antar orang, mengurangi risiko kerumunan, dan meningkatkan kenyamanan pengguna skybridge.
"Kalau menurut saya, tambahin eskalator aja. Setiap pulang banyak orang, terus capek, eskalator juga jarang jadi dempet-dempetan," ungkap Delia.
Sejak pemberlakuan skybridge, jumlah penumpang di stasiun tidak mengalami perubahan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa peresmian skybridge telah memberikan dampak positif, mengubah tata kelola akses jalan menjadi lebih teratur.
Firda menegaskan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam peningkatan atau penurunan jumlah penumpang sejak adanya skybridge. Meskipun banyak penumpang yang keluar melalui pintu selatan, sekarang terpecah antara Gaperi dan utara.
"Sama aja, cuma sekarang yang tadinya banyak yang keluar di pintu selatan mungkin banyaknya di Gaperi atau di utara jadi kepecah semua," ujar Firda.