Minyak jelantah yang tidak disaring dengan benar dan tidak disimpan setelah dingin akan menyebabkan bakteri memakan partikel makanan melalui minyak. Selain itu, minyak akan  menjadi anaerobik dan menyebabkan pertumbuhan Clostridium botulinum, yang menyebabkan keracunan makanan yang berpotensi fatal. Limbah minyak goreng yang disimpan dalam jangka waktu yang lama akan mengandung radikal bebas, molekul yang dapat merusak sel dan menyebabkan peningkatan risiko kanker.
Kandungan dalam minyak jelantah berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi produk daur ulang yang ramah lingkungan. NaÂmun sampai saat ini masih banyak masyarakat belum mengetahui metode yang tepat dalam pengoÂlahan daur ulang minyak jelantah. Salah satu kandungan minyak jelantah yaitu kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi. Minyak jelantah dapat didaur ulang menjadi sabun, lilin, aromaterapi, pakan ungas dan biodiesel. Daur ulang minyak jelantah dapat menjadi alternative berkelanjutan bagi lingkungan.
Selain mengurangi dampak buruk bagi lingkungan, daur ulang minyak jelantah juga dapat berdampak pada peningkatan ekononi, yaitu dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan masyarakat mendapat uang dari hasil penjualan minyak jelantah. Pengolahan minyak jelantah menjadi produk-produk daur ulang ramah lingkungan sangat bermanfaat bagi maÂsyarakat. Terlebih bagi masyarakat yang  berwirausaha dalam bidang kuliner.
Saat ini sudah banyak perusahaan dan lembaga yang bergerak dalam daur ulang minyak jelantah, misalnya PT. Green Energi Utama (GEU), Yayasan Lengis Hijau, PT. Hijau Daun Energi, jelantah4change, waste4change, belijelantah dan lain sebagainya. Selain mendaur ulang minyak jelantah, perusahaan dan lembaga ini juga mengedukasi masyarakat tentang bahaya limbah minyak Jelantah dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu-isu lingkungan dan kesehatan serta mendukung pengembangan komunitas atau perseorangan melalui kegiatan aksi sosial dari donasi minyak jelantah.Â
Perusahaan dan lembaga ini bekerja sama dengan seluruh elemen bisnis serta masyarakat dalam kegiatan pengumpulan minyak jelantah. Minyak jelantah yang sudah terkumpul selanjutnya diolah menjadi biodiesel, sabun dan produk daur ulang minyak jelantah lainnya.
Teradapat banyak program yang dilakukan perusahaan dan lembaga pendaur ulang minyak jelantah. Jelantah4change, salah satu lembaga pendaur ulang minyak jelantah, memiliki 3 program utama, yaitu edukasi publik, pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan.Â
Program pengelolaan lingkungan diantaranya yaitu mengumpulkan jelantah dari masyarakat dengan melakukan penjemputan dalam skala waktu tertentu, mengadakan kemitraan dengan pabrik biodiesel dari jelantah di Indonesia dan melakukan pelatihan pembuatan sabun dan lilin di masyarakat.Â
Program edukasi dilakukan dengan melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat dalam kelompok-kelompok yang ada di masyarakat seperti kelompok arisan, ibu-ibu pkk, zerowaste movement, melalui siaran radio di kota-kota dan media sosial. Program pemberdayaan masyarakat diantaranya yaitu donasi kepada panti asuhan, donasi kepada korban bencana alam dan pemberian beasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H