Generasi muda pada zaman sekarang lebih takut untuk melewatkan tren dibanding takut melanggar moral manusia. Sehingga muncullah sindrom baru bagi remaja yaitu F.O.M.O atau Fear Of Missing Out. Fenomena ini berarti seseorang yang takut tertinggal tren dan takut jika tidak eksis seperti orang lain di media sosial.
Pada masa-masa pertumbuhan, remaja akan timbul banyak keinginan psikologis, sehingga jika tidak terpenuhi akan menimbulkan perilaku-perilaku yang agresif. Maka sindrom F.O.M.O merupakan hal yang harus diperhatikan jika terjadi pada seorang remaja dikarenakan kesehatan mental pada remaja akan terganggu sehingga bisa mempengaruhi kinerjanya baik di sekolah, maupun di rumah
Dibully juga dapat menjadi pengaruh bagi remaja menjadi F.O.M.O karena perasaan trauma yang telah mereka terima saat dibully. Sehingga mereka berpikir bahwa menjadi seseorang yang gaul akan membuat mereka memiliki banyak teman. Berikut adalah tanda-tanda seorang remaja terkena F.O.M.O.
Menginginkan validasi dari orang lain sehingga remaja akan berusaha keras untuk membuktikan bahwa dirinya merupakan orang yang gaul.
Menghabiskan uang dan  boros demi bergaya karena gengsi.
Selalu mengecek berita dan 'surfing' internet agar bisa up-to-date.
Selalu ingin tahu gosip terkini.Â
Menganggap bahwa media sosial lebih penting dari kehidupan pribadi.
Likes dan comment di media sosial menjadi patokan kebahagiaan di media sosial karena dapat meningkatkan 'dopamine' atau zat kimia yang bisa menimbulkan perasaan senang sehingga remaja akan muncul kebiasaan untuk mencari sensasi atau perhatian demi untuk mendapatkan likes. Remaja yang sedang mengalami F.O.M.O akan sulit untuk mengubah kebiasaan mereka, namun ada cara yang bisa dilakukan untuk merubah kebiasaan tersebut yaituÂ
Sadar bahwa media sosial bukanlah segalanya
Tidak memposting kehidupan di media sosial bukan berarti akan dianggap tidak gaul atau akan dikucilkan teman. Media sosial cenderung akan membawa dampak buruk bagi diri sendiri.
Tidak membandingkan kehidupan dari media sosial
Hidup orang lain yang diposting di media sosial tidaklah sempurna seperti apa yang mereka ingin publik percayai, maka tidak ada untungnya jika membandingkan kehidupan dengan orang lain.
Membatasi penggunaan gadget dan media sosial
Carilah aktivitas lain yang bisa menggantikan keinginan bermain gadget terlalu lama. Seperti mendalami hobi dan menyadari potensi diri yang positif bagi diri sendiri.
Menghargai diri sendiri serta bersyukur
Setiap orang mempunyai keunikan masing-masing yang tidak dimiliki oleh semua orang sehingga mensyukuri apa yang sudah diberikan oleh Tuhan akan membantu seorang remaja menyadari berharganya diri sendiri.
Eksis di media sosial bukan berarti akan dicintai semua orang namun ada saja orang yang suka menyebar 'hate comment' atau komentar kebencian sehingga dapat mendatangkan pengaruh negatif untuk seorang remaja. Maka alangkah baiknya jika penggunaan media sosial dibatasi dan jangan dijadikan patokan dalam menjalani hidup. Namun, Jalanilah hidup dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain dan selalu bersyukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H