Mohon tunggu...
ESTINING SILVIARINI
ESTINING SILVIARINI Mohon Tunggu... Guru - FOTO

BIO

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

26 April 2022   10:56 Diperbarui: 26 April 2022   11:00 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koneksi Antar Materi Modul 3.1  : PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh                                                : ESTINING SILVIARINI, SPd

                                                          CGP Angkatan 4 dari SDN Kowangan Kab. Temanggung

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

 Pratap Triloka yaitu Ing ngarsa sung tuladha mempunyai arti bahwa seorang guru harus dapat memberikan contoh yang baik bagi muridnya ini berarti guru harus dapat mengambil sebuah keputusan yang bijak untuk dapat dijadikan tauladan, disaat murid ataupun guru sendiri mengalami sebuah masalah dilema etika diharapkan keputusan yang diambil merupakan sebuah keputusan yang bijaksana dengan menerapkan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sehingga dapat dijadikan tauladan dan juga motivator bagi muruid maupun rekan guru lainnya.

  

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai positif yang ada pada diri seorang guru antara lain yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid, merupakan nilai dasar yang harus ada dalam diri seorang guru. Nilai-nilai positif tersebut akan berpengaruh saat kita dihadapkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Bagaimana kita menentukan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan juga 9 tahap pengujian dan pengambilan keputusan. Disaat kita dihadapkan dengan sebuah dilema etika seorang guru juga harus mempunyai rasa empati kepada muridnya.  Dengan didasari nilai-nilai positif tersebut dapat mengarahkan kita terhadap keputusan dengan resiko yang kecil dan juga sebuah keputusan yang berpihak pada murid.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching merupakan sebuah keterampilan yang sangat erat kaitannya dengan pengabilan keputusan. Menerapkan coaching dengan Teknik TIRTA merupakan Langkah yang paling ideal saat kita membantu orang lain, dalam hal ini masalah di lingkungan sekolah. Tahapan-tahapan dalam TIRTA dapat mengidentifikasi masalah dari coachee. Coaching merupakan hal yang sangat penting, karena guru yang berperan sebagai coach dapat menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali dan menemukan potensi yang terpendam dalam diri murid ( coachee ) untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri serta mampu mengambil keputusan yang tepat. Teknik TIRTA jika dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan akan menjadi sangat ideal dalam pengambilan keputusan.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya untuk lebih mamahami coaching, serta  membimbing saya berlatih coaching dengan menerapkan model TIRTA dengan memberikan masukan-masukan untuk lebih baik lagi.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

  • Sebagai seorang pendidik kita harus dapat memenuhi kebutuhan individu setiap murid. Adanya perbedaan dalam kesiapan belajar, minat, maupun profil belajar murid menjadi tugas seorang guru untuk dapat membuat keputusan yang tepat agar semua kebutuhan murid dapat terakomodir. Kompetensi sosial dan emosional yang baik yang dimiliki oleh seorang guru yang dapat sangat diperlukan saat pengambilan keputusan, oleh karena itu guru harus selalu menerapkan mindfullnes atau kesadaran penuh sehingga guru selalu berpikiran positif dans aat proses pengambilan keputusan akan berdasarkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

  • Seorang pendidik saat dihadapkan dengan masalah dilema etika ataupun bujukan moral dilingkungan sekolah, dalam pengambilan keputusan akan terpengaruh pada nilai-nilai yang dianutnya. Pendidik harus berpihak pada murid dan selalu  mengutamakan kepentingan murid dan mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Kesadaran penuh atau self awareness sangat diperlukan pendidik dalam menganalisis setiap kasus atau permasalahan yang terjadi apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan bujukan moral, sebagai pendidik harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran yang  dianutnya.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  • Pengambilan keputusan yang tepat merupakan hal yang sangat penting. Pada pengambilan keputusan yang tepat akan menuju suatu perubahan yang kearah yang lebih baik, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tetapi jika terjadi kesalahan dalam pengamblan keputusan akan berdampak sabaliknya. Dalam melakukan pengambilan keputusan hendaknya selalu berpedoman pada 4  paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan. Jika dalam pengambilan keputusan dilakukan melalui proses analisis kasus yang cermat dan juga menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, maka keputusan tersebut sedikit banyak akan mampu mengakomodir kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, dengan demikian akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

  • Kesulitan yang muncul antara lain untuk mengubah mindset dari warga sekolah untuk menuju paradigma berpihak pada murid. Keputusan yang diambil kadang tidak bisa serta merta dirasakan perubahannya seketika itu juga namun ada proses yang harus dilalui sehingga hasilnya dapat terwujud. Sosialisasi dan menjalin komunikasi secara intensif sangat diperlukan untuk merubah paradigma lama sehingga warga sekolah dapat memahami perubahan dan mampu beradaptasi. Pengambilan keputusan untuk menuju perubahan perlu terus dilakukan sehingga dapat menjadi budaya positif di lingkungan sekolah dan tetap berdasar pada visi dan misi sekolah.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

  • Pengambilan keputusan yang kita ambil akan dapat mempengaruhi cara pengajaran kita kepada murid. Jika keputusan tersebut berisi tentang metode dalam pengajaran maupun sistem penilaian yang sesuai dengan kebutuhan murid maka dapat dikatakan keputusan tersebut merupakan keputusan yang berpihak pada murid, dan sebaliknya jika keputusan tersebut tidak memberikan ruang bagi murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat mereka maka keputusan tersebut tidak berpihak pada murid.  Keputusan yang diambil hendaknya merupakan keputusan yang dapat memberikan murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya baik kodrat alam maupun kodrat zaman dan sebagai bentuk dalam menuntun murid menuju merdeka belajar. Hendaknya guru memberikan ruang bagi murid untuk dapat mengemukakan pendapat dan mengekspresikan bakat dan potensi yang dimiliknya. Sehingga murid dapat belajar mandiri bagaimana mereka dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
  • Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan, harus benar- benar memperhatikan kebutuhan individu setiap murid. Guru diibaratkan sebagai seorang petani yang menanam dan memelihara benih. Jika petani memutuskan memelihara dengan baik makan benih akan tumbuh dengan biak pula namun jika petani seenaknya saja memelihara tanpa melihat kebutuhan benih tersebut untuk tumbuh makan benih tidak akan tumbuh subur. Maka dari itu keputusan yang kita ambil harus mempertimbangkan kebutuhan murid bagaimana kita dapat menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya yang diawali dengan pemetaan kebutuhan mereka dengan memperhatikan minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar murid.  Dengan demikian keputusan yang kita ambil akan mempengaruhi masa depan murid kita kelak.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan menuntun segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dalam kebahagiaan yang setinggi-tinginya, baik untuk dirinya sendiri, sekolah, maupun masyarakat. Sebagai seorang guru kita hendaknya mampu mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dengan bijaksana. Harapan dari pengambilan keputusan adalah untuk memenuhi kebutuhan murid yang beragam. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menrapkan 4 paradigma, 3  prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan  Nilai-nilai positif  dan kesadaran penuh dari seorang gurupun harus dipegang teguh dalam dirinya agar dapat mengelola aspek sosial emosionalnya sehingga guru memiliki rasa empati saat dihadapkan pada dilema etika dan dapat mengambil keputusan dengan bijak dan minim resiko. Keterampilan dalam melaksanakan Teknik coaching dapat menuntun murid dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada pada diri sebagai solusi dalam menyelesaikan masalahnya.  Dengan coaching guru dapat menggali potensi-potensi dalam diri murid yang dapat digukanakan sebagai dasar dalam membuat keputusan dalam menentukan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan melihat minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar murid menuju merdeka belajar. Dengan demikian guru dapat mengambil keputusan secara tepat sesuai dengan kebutuhan belajar muridnya. Hal tersebut akan bermanfaat dalam belajar mereka dan berpengaruh pada masa depan mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun