Kampus Mengajar merupakan sebuah program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kelas selama 1 (satu) semester dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pengembangan strategi dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif di satuan pendidikan sasaran, dengan fokus pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah sasaran. Sekolah sasaran dari program kampus mengajar dipilih berdasarkan dari akreditasi sekolah, terutama yang berada di daerah 3T (Terluar, Terdalam, Tertinggal) dan ditetapkan sesuai keputusan kemendikbud.Â
SD Negeri Ciawi IV merupakan sekolah yang terletak di Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Sekolah ini cukup jauh dari jalan raya, dan waktu untuk menuju sekolah tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dari jalan raya. Sekolah ini hanya terdiri satu rombel dari kelas 1 hingga kelas 6 dengan jumlah guru 10 orang.
Mahasiswa Kampus Mengajar angkatan 5 yang mengabdi di SDN Ciawi IV terdiri dari 4 Mahasiswa yang berasal dari kampus yang berbeda, Salah satunya Silvi Kharisma Putri (21), merupakan mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kegiatan Kampus Mengajar ini berlangsung selama satu semester atau kurang lebih 4 (empat) bulan dimulai tanggal 20 Februari 2023 sampai 12 Juni 2023. Kegiatan ini diawali dari pembekalan materi sebelum kegiatan, penerjunan mahasiswa ke sekolah, hingga penarikan kembali mahasiswa dari sekolah sasaran.
Pada masa penugasan di sekolah, setiap kelompok diwajibkan membuat program kerja. Salah satunya adalah program yang berfokus pada peningkatan kemampuaan literasi-numerasi di sekolah sasaran. Â Seluruh program yang akan diterapkan terlebih dahulu dengan pihak sekolah melalui kegiatan Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS). Adapun beberapa program yang saya terapkan bersama kelompok berkaitan dengan literasi-numerasi adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan Ruang Perpustakaan
Saat awal kedatangan kami, ruang perpustakaan di sekolah seperti sudah menjadi gudang dan tidak terpakai lagi, sehingga kami berinisiatif untuk mengaktifkan kembali ruang perpustakaan sekolah. Kegiatan ini diawali dengan membereskan dan merapihkan ruangan, mengeluarkan buku-buku, serta menyusun dan menata kedalam rak buku. Selain itu, kami juga menghias ruangan perpustakaan dengan membuat gantungan jendela, memasang poster, dan menambahkan hiasan-hiasan menarik lainnya di ruang perpustakaan. Kemudian, kami juga menyusun buku-buku baru yang belum tertata di lemari perpustakaan.
2. One Day Visit Library
Program ini bernama One Day Visit Library (satu hari mengunjungi perpustakaan). Dengan adanya program ini dapat memberikan kesempatan para siswa untuk bisa membaca buku di perpustakaan, serta belajar di perpustakaan selama satu hari dalam seminggu secara bergiliran. Harapannya semakin sering siswa membaca buku, mampu meningkatkan kemampuan literasinya dan akan membuat pengetahuan wawasan siswa semakin luas.
3. Menghias Mading
Pada program ini kami memanfaatkan papan mading yang sudah ada di sekolah, hanya saja kami menambahkan hiasan-hiasan pada mading tersebut beserta poster berisi berbagai informasi yang diharapkan dapat dibaca dan menambah wawasan para siswa. Harapan kami dengan adanya kegiatan menghias mading ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa untuk memajang hasil karya tulisannya di mading tersebut.
4. Permainan Literasi dan Numerasi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa  dan menambah semangat siswa dengan cara belajar yang menyenangkan. Program ini dilaksanakan saat melakukan kegiatan pembelajaran di kelas rendah hingga kelas tinggi. Sebelumnya, kami mempersiapkan terlebih dahulu game-game yang akan diberikan kepada siswa disesuaikan dengan tingkatan kelas, karakteristik siswa, dan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Pada saat kami menjalankan program ini, ternyata membuat para siswa antusias dan semangat untuk belajar. Beberapa game yang kami terapkan dalam program ini diantaranya yaitu teka-teki silang berbasis literasi dan numerasi, tebak-tebakan kata, game susun kata, cerdas cermat, game hitung-hitungan, game suit hitung, dan lain-lain.
5. Pojok Literasi dan Numerasi (PoLiNum)
Pada saat melakukan observasi, kami menemukan spot yang cocok untuk dijadikan taman baca siswa. Â Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menjadikan spot tersebut sebagai pojok literasi dan numerasi (PoLiNum) di SD Negeri Ciawi IV. Pembuatan PoLiNum ini dilakukan bersama kelompok, mulai dari mendesain gambar hingga mengecat dinding. Kami membuat desain-desain yang berkaitan dengan literasi dan numerasi pada PoLiNum tersebut seperti quotes ajakan membaca, pohon literasi, dan tangga satuan. Kami melihat respon yang baik dari para siswa disana, dimana mereka merasa senang sekolahnya menjadi lebih menarik dan bagus. PoLiNum ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh para siswa baik saat belajar maupun membaca buku.
6. Pembuatan Media Pembelajaran Numerasi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa di sekolah terutama di kelas rendah. Di sekolah sasaran saya dan kelompok bahwa menemukan masih banyak siswa yang belum mahir menghitung. Oleh karena itu, kami berharap dengan adanya media ini dapat meningkatkan kemampuan berhitung. Media ini bernama papan penjumlahan dan pengurangan yang dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana. Pada saat kami menerapkannya kepada siswa di kelas rendah, mereka sangat antusias dan mereka bisa menjadi lebih mahir dalam berhitung.
7. Private Class (Pelatihan Calistung)
Program ini, bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa-siswi kelas rendah yang belum mahir dalam membaca, menulis, dan berhitung untuk belajar bersama kami. Program ini kami laksanakan setelah pulang sekolah, dan kami memilih beberapa siswa yang belum mampu membaca, menulis dan berhitung. Saat pogram ini dilaksanakan, mereka merasa senang belajar bersama kami, meskipun cukup sulit mengajarkan mereka, tapi kami berharap apa yang kami lakukan ini membawa perubahan baik bagi mereka. Kegiatan private class ini juga kami gabungkan dengan penerapan media pembelajaran numerasi, sehingga lebih menyenangkan bagi mereka.
8. Pretest dan Postest AKM
Pre-test AKM dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan oleh kami. Sedangkan post-tes AKM dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan tindakan. Pelaksanaan AKM ini berjalan dengan baik, meskipun dalam pelaksanaannya banyak mengalami hambatan seperti kemdala dalam jaringan. Setelah dilakukannya pre-test dan post-test AKM kami dapat mengetahui bahwa program literasi dan numerasi yang kami lakukan ternyata membuahkan hasil baik bagi peningkatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik di SD Negeri Ciawi IV.
Program kampus mengajar ini sangat memberikan manfaat dalam bidang Pendidikan. Saya sebagai mahasiswa alumni kampus mengajar Angkatan 5 merasakan banyak pengalaman yang berharga. Sebagaimana slogan dari program ini yaitu 'Belajar Sambil Berdampak" menjelaskan bahwa program ini bukan hanya sekedar membantu mengajar di kelas, tetapi mahasiswa dituntut untuk berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran terutama terhadap kemampuan literasi dan numerasi secara kreatif dan menyenangkan, serta membantu adaptasi teknologi di sekolah sehingga dapat membawa dampak perubahan positif dalam bidang Pendidikan di Indonesia.
Sekian cerita pengalaman saya selama mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 5 semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H