Sejak Museum Macan pertama kali dibuka pada November 2017, tempat ini  langsung menjadi hits di sosial media khususnya instagram karena  tempatnya yang memang instagramable dan dipenuhi dengan karya-karya yang  artistik.
Banyak teman yang sudah berkunjung langsung memamerkan  foto-fotonya di instagram, saya pun penasaran dan ada ketertarikan untuk  mengunjunginya. Beruntungnya saya terpilih oleh Click Kompasiana untuk  mengunjungi hari terakhir pameran Yayoi Kusama tanggal 09 September  lalu.
Museum MACAN
Museum  Macan yang menjadi destinasi wisata baru di Jakarta merupakan museum  pertama di Indonesia yang memiliki koleksi seni modern dan kontemporer  Indonesia serta internasional. Nama Macan sendiri diambil bukan karena  ada hal-hal bernuansa hewan macan melainkan singkatan dari Museum of  Modern and Contemporary Art in Nusantara.
Di Museum  ini pengunjung tidak hanya bisa melihat-lihat dan berfoto-foto tapi juga  bisa menjadi sarana edukasi untuk anak-anak, seniman, dan pecinta seni  melalui program yang dibuat oleh pihak museum seperti kuliah terbuka dan  berbagai workshop yang menarik.
Belum lama ini, Museum Macan  dinobatkan sebagai salah satu tempat terbaik dunia 2018 versi majalah  TIME dalam kategori tempat terbaik untuk dikunjungi bersanding dengan  tempat-tempat ikonik lain di berbagai belahan dunia. Wah keren ya!  Selain seniman mendapat tempat untuk memajang hasil karyanya, penikmat  seni maupun orang awam dapat terhibur dengan karya seni dan program  edukasi yang disajikan.
 "Dunia Halusinasi" Yayoi Kusama
Salah  satu karya seniman internasional yang dipamerkan di Museum Macan yaitu  Yayoi Kusama dari Jepang. Yayoi Kusama adalah salah satu seniman ternama  di dunia yang sampai saat ini masih hidup. Ciptaanya berupa lukisan,  patung, video dan Infinity Mirrored Rooms telah memasuki budaya pop  global.
Mengusung tema Life is the Heart of a Rainbow, sebuah  pameran survei yang berfokus pada keluaran Kusama yang berjumlah besar.  Menjelajahi perkembangan motif dan tema ikoniknya, termasuk eksperimen  lukis Kusama di awal kemunculannya tahun 1950an yang menggunakan  polkadot, jaring, dan labu yang khas.
Masuk ke area museum,  antrian pengunjung di hari terakhir pameran cukup panjang. Setelah  melewati pemeriksaan tas & scan ticket saya langsung disuguhkan  dengan instalasi seni bernama Narcissus Garden yang berupa bola-bola cermin yang tersebar luas di ruang pameran.