Saat duduk di bangku SMA kelas 2, saya ingat betul teman sebangku saya selalu mengingatkan harus selalu membuang sampah di tempat sampah karena kadang saya suka menyimpannya dulu di laci meja lalu lupa membuangnya ke tempat sampah. Membiasakan buang sampah pada tempatnya harus dimulai dari diri sendiri, jangan beralasan "yang lain juga pada buang sembarangan" atau berpikiran "ga ngaruh kalau cuma gw yang buang sampah di tempatnya".Â
Justru dengan terbiasanya kita membuang sampah pada tempatnya, kita jadi bisa mengingatkan orang lain untuk mengikuti kebiasaan kita, seperti yang teman saya lakukan. Dengan begitu, individu yang sadar akan pentingnya buang sampah pada tempatnya akan semakin banyak dan menyebar luas.
Karena selalu diingatkan terus, tanpa disadari lama kelamaan seperti sudah terpatri dalam pikiran, sehingga setiap akan membuang sampah selalu mencari tempat sampah. Namun terkadang tempat sampah susah ditemui. Tetap saja bukan jadi alasan untuk buang sampah sembarangan, karena jika saya tidak menemukan tempat sampah di dekat saya, saya akan menyimpan sampahnya terlebih dahulu di tas atau di saku sampai menemukan tempat sampah. Tak jarang juga saya menyimpan sampah terlalu lama di dalam tas karena lupa dan akhirnya baru dibuang ketika berada di rumah.
Untuk menularkan kebiasaan gaya hidup sehat dengan membuang sampah pada tempatnya, berikut tindakan nyata yang saya berikan untuk lingkungan yang dapat dilakukan juga oleh pembaca tulisan ini :
Bersih-bersih pantai saat traveling
Pemandangan alam yang indah dengan beragam panoramanya dapat kita temui di Indonesia, mulai dari pantai, gunung, air terjun, bukit, dan sebagainya. Beruntungnya tinggal di negara kepulauan Indonesia yang di anugerahi garis pantai yang panjang dan luas bahkan menjadi yang terpanjang kedua di dunia.Â
Dengan wilayah laut yang luas, banyak potensi wilayah pesisir dan kelautan yang dapat dikembangkan, salah satunya potensi wisata bahari. Banyak pantai dan laut yang indah di bumi pertiwi yang dapat dijadikan tujuan wisata dengan beragam aktivitas seperti berenang, snorkeling, diving, water sports atau hanya sekedar sight seeing. Namun perilaku buang sampah sembarangan masih gampang ditemui sehingga mengurangi keindahan alamnya.
Siapa yang mau datang kalau pantai dan lautya sudah tercemar dengan sampah yang menumpuk dan membuat tidak nyaman?
Seperti pantai di Bali yang akhir-akhir ini kondisi laut dan pesisirnya dirundung masalah akibat banyaknya penumpukan sampah dan air lautnya yang juga tercemar oleh sampah sehingga menyebabkan turis enggan berkunjung. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengkampanyekan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL).
Saat itu, di pantai tersebut memang kondisinya minim tempat sampah. Hal ini perlu mendapat perhatian pengelola wisata pantai dengan setidaknya menyiapkan tempat sampah yang tersebar di beberapa titik. Namun begitu, untuk pengunjungnya juga ketika tidak menemukan tempat sampah seharusnya tidak membuangnya sembarangan, bisa disimpan terlebih dahulu sampai menemukan tempat sampah atau jika tidak menemukan ya mau tidak mau sampahnya harus dibawa pulang kembali.Â
Ini tidak hanya berlaku di pantai saja, tapi juga di seluruh tempat wisata termasuk untuk pendaki-pendaki gunung. Pernah saya temui ketika mendaki bukit Sikunir dan menunggu munculnya sunrise, biasanya wisatawan sudah menyiapkan selembar kertas untuk ditulis pesan dari atas bukit.Â
Dan ketika sunrise sudah terlihat dan matahari sudah mulai menyinari bumi, terlihat juga sampah-sampah kertas yang ditinggalkan oleh pemiliknya termasuk botol-botol plastik bekas minuman. Ketika melihatnya, ini cukup membuat geram, mereka tidak bertanggung jawab terhadap sampah yang dibawanya. Setelah mendapat suguhan pemandangan alam yang indah, gambar yang diabadikan dalam foto mereka langsung pergi begitu saja.
Saya pernah menegur orang yang sedang mengantri masuk untuk nonton konser karena dia dengan santainya membuang bungkus permen sembarangan padahal tempat sampah ada di belakangnya persis. Hal yang kelihatannya sangat sepele tapi akan membentuk kebiasaan orang tersebut jika tidak diingatkan.
Sudahkah Anda mendengar tentang plogging ? Saya sendiri belum terlalu lama mendengar istilah ini. Jadi plogging ini merupakan tren gaya hidup baru yang diperkenalkan awalnya di negara Swedia dan saat ini sudah ditiru oleh masyarakat di negara lain. Plogging sendiri merupakan gabungan dari jogging dan plocka upp (bahasa Swedia) yang artinya mengambil sampah, sehingga ide plogging ini yaitu kegiatan mengambil sampah sambil berlari (theguardian.com).
Biasanya mereka melakukan olahraga sambil memungut sampah ketika berolahraga di area Car Free Day. Nah kalau saya melakukan plogging di area GOR biasa tempat saya berolahraga dan jalanan sekitar rumah saja.
Edukasi kepada adik-adik di SMP Negeri 133 Jakarta
 Dengan metode yang sekiranya dapat diterima oleh siswa, kami menjelaskan dan mengingatkan tentang kategori sampah dan contohnya serta pengelolaan sampah. Kami juga melakukan diskusi mengenai sampah yang berada di lingkungan sekitar mereka.Â
Dan mereka terkadang masih sering tertukar antara sampah organik, non organik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Namun beberapa siswa menyatakan mereka sudah memisah dan mengelola sampah-sampah non-organik menjadi barang-barang kerajinan dan mainan perahu.Â
Semoga pengelolaan sampah di Pulau Pramuka bisa lebih baik lagi karena Pulau Pramuka dan Kepulauan Seribu lainnya termasuk salah satu destinasi wisata di Jakarta yang tidak kalah menarik dengan destinasi wisata daerah lainnya.
Nama        : Silvi Enggar Budiarti
No. Hp       : 08561130165
Pekerjaan   : Part time
Asal Kota    : Bogor
Akun IG Â Â Â Â : silvisshi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H